Ujong Sedeun, Pulau Kecil Kaya Makna


Sabtu, 20 September 2014, sejumlah mahasiswa dan dosen bidang Hidroteknik Universitas Syiahkuala mengadakan kegiatan Coastal Retreat. Coastal Retreat kali ketiga ini (sebelumnya di Pulau Banyak dan Pulau Bunta) merupakan salah satu rangkaian acara para mahasiswa dan alumni serta masyarakat umum pecinta pantai (coastal research group) untuk lebih mengenal kondisi pantai di kawasan Aceh. Kali ini kegiatan dilaksanakan di kawasan Pulau Ujong Sedeun, Lamno Aceh Jaya.
Ujong Sedeun mungkin adalah kawasan asing di telinga masyarakat luas, namun bagi mereka yang sering melewati jalan Banda Aceh – Meulaboh km 66-67 dan singgah di Puncak Geurutee, pulau ini menjadi bagian indahnya pemandangan yang terhampar di seberang lautan. Berseberangan dengan pulau ‘walet’, Pulau Ujong Sedeun menjadi duo background komplit para pengunjung untuk berfoto ria.
 
Tampak Pulau Ujong Sedeun dari Puncak Geurutee
Akses
Pulau Ujong Sedeun merupakan bagian dari Desa Ujong Sedeun yang berjarak ±80 km dari Kota Banda Aceh. Setelah melakukan perjalanan darat selama ±2 jam, dilanjutkan dengan menumpangi boat nelayan setempat selama 15 menit hingga sampai ke pulau yang dimaksud. Jika anda membawa kendaraan pribadi, kendaraan bisa dititipkan di rumah Geuchik (kepala desa) Ujong Sedeun. Jika anda bingung dengan boat, hubungi saja Bapak Geuchik, aman. Boat hanya dapat menampung 5 orang dengan biaya 300-500 ribu per boat untuk PP (bisa jadi lebih murah, seberapa pandai anda mengolah). anda akan diantar-jemput sesuai dengan perjanjian, kapan jam berapa kesepakatannya. jangan lupa menyimpan nomor tekong boat untuk komunikasi sebelum penjemputan. Jangan lupa juga melihat baterai hp anda, karna jika itu habis, tentunya anda tidak bisa menghubungi tekong ybs. Demikian juga dengan isi, jangan sampai habis pulsa. :D

Posted by
ahmad_zikra

More

Layar Kosong


Suasana cerah sedikit berawan. Walau masih bersisa musim hujan, gerimis dan beberapa kilatan petir tak terlihat malam ini. Sepoi-sepoi angin pun bagai terlihat malas, tak menampik muka atau meliukkan ujung dahan pohon seperti biasanya. Cuaca malam ini : cukup cerah.

***
Rasanya lama masa berselang, entah berapa pasang perbani dan purnama, bahkan bisa jadi telah melewati selang waktu gerhana, layar dari rangkaian kata yang tertulis di bagian komputer ini tak terupdate, blog ini kosong !!
Telah beberapa kali masa peredaran siklus hujan, serangkai dengan banyaknya gerimis hujan yang turun, banyak pula rencana untuk menulis. Sibuk, bukankah masa terbaik untuk mengerjakan sesuatu adalah di saat sibuk? Bukankah tugas, atau hal-hal lainnya lebih baik dibebankan kepada orang yang sibuk? Jadi, alasan apalagi kiranya yang membuat halaman layar ini tak pernah berubah sejak beberapa bulan yang lalu.

Cuaca malam ini masih cukup cerah, tapi tetap saja layar ini tak berubah. Detik waktu terus berputar, kian bertambah menjadi menit, mendekati jam. Layar ini tetap saja kosong.

Lowong, sedikit masa senggang kini ada disini. Sedang tak sibuk atau pura-pura menyibukkan diri. Mengintip halaman layar yang tadi pagi , masih saja kosong.

Note :
Tulisan ini ngak ada hubungan, Cuma ingin agar supaya layar itu tidak menerus kosong.
Sesuatu yang ingin dilakukan/dikerjakan, jika tidak pernah dimulai maka jangan juga berharap bisa usai. :D


Posted by
ahmad_zikra

More

Selagi [masih] Bisa

Lama tidak menulis di blog, jadi gagap juga untuk memulai. Tapi klo ngak sedikit dipaksa ngak bakalan terangkum dalam rangkaian kalimat-kalimat kan.. :)
sebelumnya saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa 1433 H bagi yang menjalankan. Semoga amalan kita diterima dan menjadi orang-orang yang bertaqwa.

Jika menilik sedikit ke belakang, dalam rentang satu atau dua minggu sebelum puasa, banyak dari kita yang memanfaatkan waktu (liburan atau bukan) untuk kegiatan yang cenderung ke santai-santai. Ada yang ke pantai, air terjun, tempat pemandian, atau tempat wisata lainnya.

Salah satu tempat yang dipadati pengunjung di kawasan sekitar Banda Aceh dan Aceh Besar adalah Pantai Lampuuk. Hari sabtu minggu kawasan tersebut begitu padat, jauh lebih ramai dari sebelumnya. Selain memanfaatkan waktu libur (padahal bukan masa liburan), kebanyakan pengunjung beralasan lebih kepada “nanti tidak bisa lagi”. Maksudnya? Iya, sebentar lagi kan dah masuk bulan puasa, jadi takutnya ngak sempat lagi mandi ke pantai.


pantai lampuuk. sumber : google
pantai lampuuk. sumber : google
Selain tempat wisata, yang juga menjadi magnet adalah cafee, warkop, atau rumah makan. Tapi bukannya kafee dan warung kopi setiap harinya ramai? Iya, tapi ini menjadi lebih ramai dan berkelompok. Sebagian juga beralasan, “nanti tidak bisa lagi, sebentar lagi sudah puasa”.
Hal yang demikian hampir setiap tahunnya terjadi menjelang bulan puasa. Sugesti “selagi masih bisa” mempengaruhi keadaan sehingga menjadi “ramai”. Selagi sebelum puasa, kita mandi di pantai saja dulu. Selagi masih bisa, makan banyak-banyak dulu kita.

Semangat “selagi masih bisa” ini sesungguhnya sangat luar biasa jika kita mampu memanfaatkannya di bidang yang lain. Di dalam sebuah hadist juga terdapat mengenai hal ini, “lima perkara sebelum lima perkara”


1. Pergunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu
2. Pergunakan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu
3. Pergunakan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu
4. Pergunakanlah waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu
5. Pergunakan hidupmu sebelum datang matimu
Selagi masih bisa, kita masih muda, tidak ada salahnya melakukan hal yang bermanfaat dan berguna di waktu tua. Akan berbeda situasi nantinya ketika sudah tua dan berkata, “coba dulu aku masih muda”. Waktu luang adalah waktu yang seringkali terbuang. Akan terasa waktu itu begitu berharga ketika kita terjepit, mengalami deadline untuk mengerjakan sesuatu. Apakah itu skripsi (bagi mahasiswa) yang jika serius dikerjakan malah bisa 1/3 waktu yang dijalani, kerjaan yang selalu ditumpuk untuk dikerjakan, dll.
Ketika sakit, akan terasa betapa nikmat sehat itu sungguh luar biasa. Ketika punya harta dan malah dipergunakan untuk foya-foya, bagaimana rasanya coba jika harta itu sudah ditarik. Tidak sedikit kan orang yang tiba-tiba jatuh bangkrut, mendadak kaya trus tiba-tiba miskin lagi.

Bisa saja sih kita beralasan terhadap hal-hal di atas tadi, “ah, masih bisa diperbaiki”. Toh klo keceplosan masih bisa tobat, klo dah bangkrut masih bisa usaha lagi. Yups, hal-hal tadi memang masih kemungkinan bisa kita perbaiki dan kita ulangi, tapi selama kita masih hidup. Nah, klo kita sudah mati? Hidup tidak bisa diulangi bukan?

Selagi bisa, dan yang paling sering yang kita lakukan adalah menunda. Mengambil sebuah momentum memang perlu, namun tidak harus menunggu momentum itu datang. Momentum itu harusnya dijemput, kalau bisa melakukannya sekarang kenapa harus besok.

Dan bulan ramadhan kali ini bisa menjadi sebuah momentum yang baik, selagi kita masih hidup, selagi kita masih bisa….

Posted by
ahmad_zikra

More

Gempa, Isu dan Teknologi >> Waspadalah

don_t_panic_buttonOkey, dalam beberapa hari ini Aceh kembali diguncang. Bukan, kali ini bukan diguncang karna gempa yang kerap terjadi. Ya maklum saja, keadaan kita memang berada di pertemuan lempeng Samudera Hindia-Australia. Namun kali ini Aceh diguncang isu mengenai gempa kuat yang akan melanda. Isu yang berkembang dan terus beranak pinak melalui sms dan BBM itu akhirnya mampu juga mempengaruhi warga di beberapa kawasan sekitar pesisir pantai. Riuh, resah, risau, galau, dan apalah istilah sekawannya, akhirnya menghinggapi warga. Mengungsi pun menjadi alternatif, walaupun sebagian besar beranggapan : ‘Cuma sekedar untuk jaga-jaga’.

Saya sendiri tidak mendapatkan peredaran sms ataupun BBM itu. Namun efek yang ditimbulkan tidak dapat menutupi bilik-bilik pembatas sehingga termasyhurlah isu itu beredar. Beberapa rekan di kantor tiba-tiba saja sibuk ditelpon untuk kembali ke rumah, “akan ada gempa besar”, kata orang rumah. Bapak-bapak yang sedang bekerja di tempat kerja masing-masing pun mulai sibuk karna telponnya terus saja berdering. “pulang Pak, kita mau ngungsi”. Mahasiswa yang sedang mendengarkan kuliah dosennya pun mulai riuh oleh sms/telepon dari para ortunya. Sampai ikan di laut pun mungkin menjadi heran, jaring yang akan menangkap mereka kenapa tiba-tiba segera diangkat, dan boat nelayan segera berlalu ke arah darat. Sampai segitunya ya :D.


Yupz, biar ngak ngambang gitu, ini saya copas dulu isu yang beredar melalui sms/BBM yang setelah saya bertanya-tanya, ditemukanlah di salah satu hp kawan, berikut :
Menteri dalam negeri uda ngeluarin surat peringatan utk aceh (baru sampai d kantor walikota hari ini) utk waspada, terlebih bagi masyarakat d daerah pesisir pantai utk dapat mengevakuasi dri, setidaknya sampai kondisi dianggap stabil dri surat itu (pesan dari kawan, Cuma nerusin) diprediksikan akan ada gempa susulan hingga mencapai 12 SR. lempengan bumi d aceh smakin tidak stabil. Tidak seperti isu2 sebelumnya, kali ini pemerintah benar2 mengkhawatirkan situasi ini. Aq harap kawan2 bisa waspada.”

Respon pertama ketika baru saja saya mendapatkan sms itu adalah : senyam senyum sendiri trus tertawa ngak Nampak gigi *eh. Ups, maaf, bukan bermaksud gimana gitu ya. Pertama gini, yang namanya gempa itu TIDAK BISA DIPREDIKSI kapan waktu terjadinya. Yang bisa diprediksi itu adalah potensi gempa yang akan terjadi. Misalkan saja ini ya, gempa tanggal 11 April 2012 yang mengguncang Aceh dan kawasan sekitar yang lalu itu karena bukan berada di zona pertemuan lempeng, menyebabkan energy yang ditimbulkan itu akan ‘membesarkan potensi’ gempa di kawasan mentawai.

Kedua, mari sedikit kita analisis isi sms/BBM tersebut. Yang ngeluarin surat peringatan : menteri dalam negeri. Yang bener aja dink, yang namanya urusan bencana itu, klo mengeluarkan peringatan itu adalah Badan Penanggulangan Bencana , klo di Aceh tu Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) atau nasional dah. Atau BMKG yang sering menginfokan terjadinya gempa, pejabat setingkat bupati/walkot or gubernur, bisa juga organisasi/badan setempat yang konsen di bidang kebencanaan seperti TDMRC di Aceh, KOGAMI di Padang, Compress di Jakarta, LIPI, Bakosurtanal, or lainnya. Klo setingkat menteri pun, yg mungkin itu ya menkokesra, itupun klo udah terjadi bencana. Hoho…

Trus di kata-kata “akan ada gempa susulan hingga mencapai 12 SR” , ini yang buat sms songong atau apa ya. Perlu ditraining masalah kebencanaan dan ilmu gempa deh ini kayaknya. Mana da skala gempa SR (skala Richter) itu 12, maksimumnya itu 10 dink. Terakhir di kata-kata “Tidak seperti isu2 sebelumnya, kali ini pemerintah benar2 mengkhawatirkan situasi ini” . saya beranggapan awalnya kata-kata itu akan berbunyi : “tidak seperti isu-isu sebelumnya, isu kali ini bener lho..gan bo’ong, sumpeh gitu, sueeer deh..”, ckckckckck….. kalo dibaca : “tidak seperti isu2 sebelumnya”, berarti kabar itu emang isu lah. Namun sudah isu, masih ada yang percaya juga ya. Hmmm.. dimaklumkan saja lah.

Herannya adalah, walaupun sudah beredar kabar itu adalah sebuah isu yang hanya akan meresahkan, tetap saja masyarakat pada percaya. Ya, saya sendiri tidak menyalahkan masyarakatnya sih. Factor trauma di masa lalu itu cukup berpengaruh. Walaupun mungkin mereka tahu bahwa itu Cuma isu, trauma gempa dan tsunami yang pernah melanda di tahun 2004 mengalahkan semua pemikiran secara akal sehat. Mereka tak sempat menganalisis sms/BBM yang beredar, tak mau mengambil resiko siapa yang mengeluarkan ‘peringatan’ itu. Kebanyakan dari mereka hanya mendengar kata “akan terjadi gempa” dan memori-memori yang pernah ada kembali keluar. Meledak berhamburan, mengalir ke syaraf-syaraf motorik sehingga bergeraklah mereka tanpa berpikir panjang lagi, mengungsi. Tahukah anda bagaimana efek trauma itu? Sungguh menyiksa kawan. Jadi tolong jangan memanfaatkan situasi ini.

gempa-bumi-okayy

Sungguh, jika saya bisa dipertemukan dengan orang yang pertama kali membuat ‘isu peringatan’ tersebut, saya akan sangat berterima kasih. Yang pertama sekali akan saya lakukan adalah melihat secara seksama wajahnya. Secara detail akan saya tatapi sudut-sudut wajahnya, khusus lagi matanya, otaknya klo emang bisa dibelah sebentar. (ya, klo cewek ngak mungkin juga saya pelototin gitu ya..:D). hal tersebut tak lain tak bukan hanyalah ingin mengetahui bagaimana wajah orang-orang yang tega menjadikan memori-memori trauma masyarakat itu kembali berhamburan, tega melihat masyarakat yang tinggal di tepi pantai itu kasak-kusuk. Tak tahukah anda mereka tak bisa memejamkan matanya walaupun sebentar, jantungnya terus saja berdebar lebih cepat dari biasanya. Bahkan salah-salah, ada yang meninggal jantungan? Tapi kurasa, pembuat isu itu adalah seorang psikopat. Tidak mau tau akan hal itu. Yang terpenting baginya adalah orang-orang yang membaca ‘sms buatan’ darinya menjadi panic dan ramai-ramai membicarakan isu itu. Dan hal itu menjadi suatu hadiah besar baginya, yang bisa membuatnya tertawa kegirangan. Tiada untung lain baginya.

Atau bisa jadi isu-isu semacam itu muncul karena iseng. Keisengan yang ada muncul karna ada kesempatan dan media. Klo sekarang banyak kan tu sms gratis, apalagi BBM. Klo dah banyak meng-sms or BBM ya bosan juga. Jadi bisa jadi keisengan muncul dari sini. Ngak tau mau BBM apa lagi, keluarlah kata-kata ‘kreatif-negatif’ yang selanjutnya menyebar dengan cepat. Media sekarang sudah mudah, yang mengaksesnya itu tanpa batas. Sekali pencet tombol, habis sudah. Familiar bagi kita terhadap sms/BBM yang entah berantah isinya. Mulai dari horror, bisnis, agama, dll deh. Dan di setiap rangkaian kata-katanya sering diselipkan kata-kata mutiara semisal : “klo sms ini ngak disebarkan ke 10 temen loe, nenek kunti akan ngedatangin dalam waktu 5 setengah menit”, atau “ sebarkan sms ini kepada 13 temanmu, jika tidak kesialan akan menimpamu”, atau “segera teruskan sms ini kepada temanmu dan segera kamu akan mendapatkan rezeki yang luar biasa”, atau “ klo sms ini ngak segera disebarkan, tunggu azab Tuhan akan menimpamu” << ngeri ya. Atau “kalo loe ngak cepet2 sebarin ini sms, jawaban ujian ngak bakalan gue kasih..!!” (eh, ini ngak da hubungannya ya..:D). dan penutup-penutup semacam inilah yang seringkali beredar di blantika dunia per-sms-an dan per-BBM-an. 

Atau ada sms yang mengait-ngaitkan dengan agama semacam di bawah ini :
“Hubungan gempa aceh dengan Al-quran. Allahuakbar.!! Allah Maha Besar.
Tahukah anda gempa di aceh kemarin berkapasitas 8.9 skala Richter? Marilah kita buka Al-quran (8:9) surah ke 8 (Al-Anfaal) ayat 9, dan bahwasanya marilah kita ber-ingat, dan senantiasa berdo’a kepada Allah, SWT.
Apakah ini suatu kebetulan..? kemarin saat gempa terjadi adalah tanggal 11 bulan 4. Coba cek Al-quran surat Huud (11) ayat 4 berbunyi : “ Kepada Allah lah kamu kembali, dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”
Dan gempa Aceh terjadi pukul 15.38 coba buka surat AlHijr (15) ayat 38 berbunyi ::sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan yakni waktu tiupan pertama tanda permulaan hari kiamat.
Subhanallah Allahu Akbar. Bagikan bbm ini…”
Sory, sms/BBM semacam ini malah bisa menyesatkan. Seenaknya aja tu orang tafsir bebas Al-quran, ilmu juga ngak ada. Huuuffttt….

Terakhir saya ingin mengatakan, kesiapsiagaan kita terhadap bencana itu seharusnya ditingkatkan. Kita hidup di daerah yang rawan bencana, tidak hanya gempa, juga ada banjir, angin kencang, gunung api, dll. Hidup di daerah seperti ini harusnya membuat kita menyesuaikan diri dengan keadaan. Kapasitas pengetahuan dan perilaku kita harus diperhatikan. Bila ada pihak-pihak terkait yang mengadakan sosialisasi atau pelatihan mengenai bencana, jangan memandang sinis hal tersebut, apalagi dengan sombongnya mengatakan, “saya sudah berpengalaman di gempa dan tsunami 2004 lalu, tidak usah menceramahi saya” << karakteristik bencana dan keadaan wilayah tidak selamanya sama dink….-_-‘. Kemudian jangan lupa shalat, doa, dan ibadah lainnya. Hal-hal seperti itu sedikit banyaknya bisa menenangkan kita. Jangan sudah takut mati, amalan pun tak ada. Hoho… dan hati-hati juga bagi yang ‘kelepasan’ mengungsi, kondisi rumah yang kosong bisa dimanfaatkan oleh maling. Atau barangkali pengedar sms itu para maling kali ya, dan momen mengungsi menjadi kesempatan emas bagi mereka. Poor of them… 

Okeh, mungkin demikian dulu celotehan dari saya. Seperti biasanya, moga bermanfaat dan ditunggu masukan-masukannya. Oh iya, di akhir ini saya masukkan siaran pers bersama Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA)  bersama Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana (TDMRC) Universitas Syiah Kuala, BMKG, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)-Aceh, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia-Aceh (HAGI), Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), RAPI, dan TAGANA yang menanggapi isu yang telah beredar beberapa hari ini :

*  * *

“Siaran Pers Bersama Terkait Beredarnya SMS Gempabumi 12 SR”
Banda Aceh. TDMRC. Menyikapi beredarnya SMS mengenai akan terjadinya Gempabumi dengan 12 SR di sekitar pulau Sumatera yang telah meresahkan masyarakat terutama masyarakat Aceh yang bermukim di wilayah pantai, maka dengan ini Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA)  bersama Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana (TDMRC) Universitas Syiah Kuala, BMKG, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)-Aceh, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia-Aceh (HAGI), Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), RAPI, dan TAGANA mengeluarkan siaran pers bersama. Siaran pers ini bertujuan untuk mengklarifikasi SMS tersebut yang berisi informasi yang keliru tentang gempabumi 12 SR serta ajakan agar masyarakat tetap tenang dan waspada menyikapi SMS-SMS keliru tentang kegempaan. Informasi yang berkembang tersebutTIDAK BENAR. Dengan ini BPBA dan BMKG serta perwakilan lembaga-lembaga yang disebutkan di atas memberikan klarifikasi dan himbauan sebagai berikut:

1. Dari redaksi SMS yang beredar adalah salah dari sudut pandang ilmiah dimana mereka menggunakan SR (Skala Richter) yang sebenarnya tidak dapat digunakan untuk gempa skala besar. Untuk informasi awal kepada masyarakat, bahwa gempabumi dengan skala richter hanya sampai 10 SR atau lebih tepatnya 10Mw (dalam satuan yang besarnya hampir sama dengan SR).
2. Sumber informasi yang dicantumkan di dalam SMS tersebut tidak dikenal di kalangan ilmuwan kegempaan di dunia.
3. Sampai dengan saat saat ini, belum ada satupun ilmuwan di dunia yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa secara tepat. Oleh karena itu, prediksi gempa yang mengikutkan prediksi waktu adalah keliru dan menyesatkan.
4. Masyarakat dihimbau untuk tidak meneruskan SMS-SMS gempabumi yang mencantumkan prediksi gempa 12SR dan waktu terjadi.
5. Dihimbau peran serta para ulama dan tokoh masyarakat untuk turut menenangkan masyarakat agar tidak terpengaruh terhadap informasi/SMS gempabumi yang keliru tersebut.
6. Hal yang perlu dilakukan oleh masyarakat pada saat ini adalah meningkatkan pemahaman dan pengetahuan terhadap bencana khususnya bencana-bencana yang relevan untuk wilayah Aceh seperti gempabumi, tsunami, banjir, tanah longsor dan lain-lain.
7. Masyarakat dihimbau untuk memperhatikan arahan yang diberikan dari sumber resmi yaitu BMKG, BPBA, BPBD, dan pemerintah daerah setempat tanpa perlu merasa panik atau khawatir yang berlebihan.
8. Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dipersilahkan menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) di telfon 0651 21265 atau BMKG di telfon 0651 42840.
Demikianlah siaran pers ini dibuat agar berguna untuk mengklarifikasi informasi/SMS keliru mengenai potensi gempa di Sumatera dan sekitarnya.

Posted by
ahmad_zikra

More

Pembelajaran dari Gempa Sumatera 11.04.2012

Selaku seorang yang dulunya pernah menjadi volunteer di sebuah badan yang bergerak di bidang kebencanaan, rasanya saya ingin sedikit membagi apa yang menurut saya bisa menjadi pembelajaran dari Gempa Sumatera tanggal 11 April 2012 kemarin. Dan ini hanyalah opini saya, dan bila terdapat kekeliruan, mohon ditanggapi dan diperbaiki, dan satu lagi, terima kasih sebelumnya.

pusat gempa 11 April 2012
pusat gempa 11 April 2012

Sebagaimana kita ketahui, bahwa gempa berkekuatan 8,5 SR yang terjadi berkedalaman sekitar 10 km dan jaraknya sekitar 346 km barat daya Simeulue, Aceh dan dirasakan di Sumatera Utara, Bengkulu, Sumbar dan Lampung.
Kejadian gempa tersebut otomatis membuat warga panic, diperparah dengan crowded nya jaringan sehingga tidak bisa digunakan untuk menelpon, bayangan tsunami tahun 2004 pun kian membayang. Komunikasi putus, informasi tak ada, apa yang dapat dilakukan? Ada beberapa hal yang menurut saya ada baiknya untuk lebih diperhatikan (kali ini khusus untuk kejadian gempa dan tsunami saja) :

1. Amankan diri sendiri
Hal yang pertama kali dilakukan bila gempa terjadi adalah mengamankan diri anda. Jika berada di dalam ruangan dan berada di dekat ruangan, ya cepat keluar dan cari tempat yang aman. Namun bila ruangan jauh dari pintu keluar atau bangunan yang ada bertingkat, ada baiknya berlindung terlebih dahulu. Bisa di bawah meja atau memegang sesuatu untuk melindungi kepala. Hal ini untuk mencegah bila jatuh sesuatu dari atap atau ambruknya plafon, bahkan lantai atas. Hindari untuk buru-buru berlari-lari di tangga untuk turun, berdesakan saat turun malah akan makin beresiko.

Bila berada di luar ruangan usahakan berdiri di daerah yang cukup terbuka. Hindari bangunan tinggi, tiang listrik, billboard, dan semacamnya yang dapat mengancam bila terjatuh nantinya. Bila sedang berkendara, berhenti dahulu dan cari tempat yang menurut anda aman. Bila berada di kawasan dekat pantai dan melihat kondisi air laut surut, jangan pungut ikannya!! Lari saja atau cari tempat yang tinggi. Untuk kondisi lainnya disesuaikan saja sendiri. Okey? Dan membantu orang lain adalah baik, namun juga jangan terlalu ‘sok’ memaksakan diri. Ceritanya jadi pahlawan seperti di film-film dan malah mengorbankan diri sendiri. Ingat ya, ini bukan pilem. Selamatkan diri dulu baru bantu yang lain. :)

2. Tentukan tempat berkumpul
Kondisi keluarga yang aktivitasnya tidak berada di suatu tempat di setiap keadaan (misalkan saja anak bersekolah, ibu di rumah, ayah bekerja) menjadikan ‘komitmen’ awal ini cukup penting. Suatu keluarga membuat kesepakatan sebelumnya bila terjadi hal-hal semacam gempa dan tsunami, maka akan melarikan diri ke arah mana. Atau akan berkumpul dimana nantinya. Apakah ada ‘pos’ rumah saudara lainnya di tempat mana yang bisa dijadikan tempat evakuasi sementara atau tidak. Hal ini penting, mengingat nantinya bila komunikasi terputus, antar anggota keluarga tidak saling mencari lagi. Dan proses mencari ini tidak lah gampang, selain waktu, resiko terjebak kemacetan dan kecelakaan menjadi lebih besar. Atau kasus lainnya, si Ayah malah menjemput anggota keluarga di rumah. Jika rumahnya berada di pesisir pantai, kondisi ini sungguhlah tidak baik.

3. Tentukan arah evakuasi
Jika kita diharuskan untuk mengungsi mengingat tempat tinggal kita termasuk dalam kawasan jangkauan tsunami, ada baiknya memperhatikan jalur mana yang akan kita lewati. Saat gempa terjadi, banyak yang panic untuk berusaha menyelamatkan diri. Salah-salah malah kita terjebak di kemacetan lalu lintas jalan yang padat. Jadinya bukannya menyelamatkan diri, tapi malah terjebak di jalan. Ada baiknya kita mempersiapkan atau merencanakan bila terjadi bencana, jalur mana yang akan kita lalui. Apakah jalur itu bisa membawa kita ke tempat yang aman atau tidak. Sebagai contoh, di kawasan ulee lheu, bila semuanya memenuhi jalan menuju ke arah kota (menjauh dari laut) dan jalan menuju arah Peukan Bada, rasanya waktu yang diperlukan tidaklah cukup. Kemacetan akan menjadikan kecepatan melambat. Ada baiknya sebagian untuk mengevakuasi diri ke arah Escape Building yang telah dibangun disana. Atau untuk kasus seperti di kawasan Lambadeuk Aceh Besar, bisa naik ke perbukitan yang lebih tinggi di daerah terdekat. 

Dan jalur terbaik yang digunakan untuk menyelamatkan diri, menurut saya adalah bukan jalur yang dapat menjangkau jarak terjauh dari garis pantai, tapi ‘cukup’ dulu jalur untuk mencapai jarak yang aman dari ancaman bila terjadi tsunami. 

semua pada lari, kemacetan tak terhindari
semua pada lari, kemacetan tak terhindari

4. Amankan berkas-berkas penting
Oke, nomor 4 ini masuk ke kategori yang dilakukan dalam upaya pasca bencana. Dokumen-dokumen yang dianggap penting seperti ijazah, sertifikat tanah, surat kendaraan, atau lainnya hendaknya di amankan dahulu seperti di laminating atau langkah-langkah lainnya. Usahakan menempatkannya di suatu tempat, jadi jika anda buru-buru mengevakuasi diri dan ingin mengikursertakan dokumen-dokumen itu, tidak membuang banyak waktu untuk mencari dan mengumpulkannya. 

5. Siapkan semacam Tas Doraemon
Masih dalam tahap pasca, ada baiknya kita menyediakan sebuah tas khusus yang memuat beberapa benda penting. Apakah itu dokumen penting, obat-obatan, beberapa lembar kain/pakaian, makanan, minuman. Dalam beberapa waktu secara berkala bila tidak terjadi bencana, isi tas ini terus kita ‘upgrade’ isinya. Kita ganti agar isinya pun tidak basi. Dan bila terjadi bencana, kita tinggal mengambil tas ini saja untuk dibawa serta. 

6. Bekali Keluarga dengan Ilmu
Sharing ilmu dan pengalaman itu penting, termasuk dalam hal pengetahuan tentang kebencanaan. Ada baiknya kita melakukan sharing agar seluruh anggota kita tahu tentang ilmu kebencanaan dan langkah-langkah menyelamatkan diri bila terjadi bencana. Bila perlu, tambahkan materi upaya penanganan dini bila terluka. Jadi, ngak Cuma diri kita sendiri aja yang tahu dan akhirnya sok bilang, “ini seperti yang sudah saya katakana dulu”. -_-‘

7. Saling membantu dan Doa
Saling membantu penting dalam menghadapi kejadian bencana. Tentunya setelah anda menyelamatkan diri sendiri dulu. Klo diri ngak selamat, gimana mau selamatin orang lain donk… membantu bisa dalam banyak aspek, tergantung kemampuan masing-masing. Di bagian komunikasi, kita bisa membantu menginfokan update kondisi yang ada. Di bagian kesehatan bisa membantu mengobati orang lain, di bagian orang yang banyak bicara paling tidak bisa ikut menenangkan orang lain. Dan jangan lupa juga berdoa ya… :)

Demikian dulu beberapa hal dari saya. Insya Allah akan di upgrade beberapa point lagi nantinya. Komentar dan masukannya silahkan, moga bermanfaat. :)

Posted by
ahmad_zikra

More

Some[one] Like You di Gempa Sumatera 11.04.2012

Aku baru memarkirkan motor di halaman kantor. Sudah agak telat rasanya aku kembali dari istirahat siang. Maklum saja, motor harus masuk bengkel dan cukup banyak memerlukan perbaikan. Saat baru memasuki ruangan tiba-tiba saja semua pada lari keluar. Wah, ada apa ini (belum merasakan gempa -_-‘)? Dan spontan saja seluruh penghuni kantor berhamburan keluar. Kepanikan mulai terasa ketika gempa semakin kuat dan berlangsung lama, (Alhamdulillah dalam hatiku, coba gempanya tadi wkt motor sedang diperbaiki, gimana mau jalan klo ban motor lagi dicopot..). gedung-gedung, pohon, bahkan kendaraan yang diparkir kian bergoyang semakin kencang. “nyoe ka lage gempa tsunami baroe” (gempanya sudah seperti gempa tahun 2004 kmrn) ujar beberapa orang. Namun menurut estimasiku saat itu mgkn kurang, karna saat gempa thn 2004 dulu untuk berdiri saja kita bakalan jatuh. Sedangkan skrang paling tidak masih bisa berdiri dan berjalan.

Dalam sekejap setelah gempa, kondisi kantor pun mulai kosong. Hampir semuanya kembali ke rumah karena teringat keluarga masing-masing. Terlebih ada beberapa keluarga yang memang tinggalnya di dekat garis pantai. Listrik pun akhirnya padam. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa. 

Aku yang tidak kembali ke rumah (karena mempertimbangkan kondisi rumah yg menurutku masih aman) stanby di kantor. Jalanan mulai dipenuhi pengendara yang mulai panic. Untuk telponan masih belum bisa, mungkin karna jaringan crowded kali ya. Bayang-bayang seperti kondisi tsunami 2004 mulai menerjang (aduh bahasanya ini..). berhubung sudah Ashar, jangan lupa shalat dulu ya…. :). akhirnya dapat telpon dari teman di padang mengabarkan klo gempanya tu 8,5 SR dan berpusat di Simeulue. Hoho..


pusat gempa
pusat gempa

Daripada terkatung-katung dengan kabar yg belum jelas, akhirnya aku menuju ke sebuah jembatan di simpang Surabaya yang tak jauh dari kantor. Di bawah jembatan yang mengalir sungai krueng Aceh itu saat tsunami 2004 juga terkena imbas. Jadi mengamati kondisi air disini kurasa cukup bisa mewakili dan cukup aman juga yang penting. Kupacu motor ke arah jembatan itu, jalanan sudah padat. Beberapa anggota brimob bersenjata lengkap mulai mengatur lalu lintas. Jalan yang menuju ke kota (arah pantai) langsung ditutup. Motor kuparkir saja di deretan toko-toko dekat sebuah warung kopi dan kulanjutkan dengan berjalan kaki. Dari jauh terlihat rupanya banyak juga masyarakat yang memantau kondisi air di sana. Beberapa stasiun tv nasional dan swasta terlihat sedang meliput. Tidak kalah juga beberapa warga yang jadi wartawan dadakan. Klakson-klakson kendaraan terus bersahutan, sesekali terjadi tabrakan kecil akibat kepadatan yang terjadi. Aku terus menerobos padatnya warga dan kendaraan yang melaju. Hmm… air masih normal ternyata. Aliran memang ke arah laut, namun kondisi sekarang memang sedang surut, aman dalam hati.

Balik lagi ke kantor, hanya tinggal beberapa orang lagi. Jam setengah 6 akhirnya aku menemani rekan kantor untuk mencari keluarga. Jalan menuju ke arah Lambaro padat. Simpang Lambaro merupakan jalan akses utama untuk keluar Banda Aceh menuju jalan banda Aceh – Medan. Dan kondisinya sudah padat betul. Tak ingin terjebak macet lagi, kami memarkir motor di arah jalan yang kira-kira tidak begitu crowded, melanjutkan pencarian dengan berjalan kaki. 

Tiba-tiba kondisi kembali heboh, gedung dan billboard di pinggiran jalan bergoyang, gempa susulan ternyata. Kepanikan pun bertambah, ada yang berteriak histeris, ada yang menangis, tapi Alhamdulillah ada juga yang azan dan berzikir (think about it..!!). Hoho.. kondisinya tak bisa digambarkan. Di sebuah masjid Lambaro kami melihat orang sakit yang ikut diungsikan dan beberapa orang yang tiba-tiba histeris dan pingsan di dekat kami. Takut tidak bisa mengakses jalan kembali karna akan ditutup, kami pun akhirnya buru-buru kembali ke kantor. Terlihat antrian kendaraan yang begitu panjang. Bayangkan saja, dari lambaro ke arah jembatan baru Pango Raya/Santan yang berjarak sekitar 10 km lebih itu penuh dengan kendaraan. Terlihat mobil dari BPBA (Badan Penanggulangan Bencana Aceh) berusaha menenangkan warga dengan pengeras suara bahwa kondisi air laut masih normal.

Sempat pulang ke rumah sebentar, setelah magrib aku kembali keliling melihat situasi. Jalanan sudah tak penuh kendaraan lagi, listrik mulai menyala di beberapa tempat. Kuarahkan kendaraan menuju ke arah yang terjangkau tsunami tahun 2004. Listrik masih padam, kendaraan sepi. Hmm.. seram juga ternyata, berkendaraan di kota yang sedang sunyi dan listrik mati.

* * *

Gempa Rabu kemarin itu berbeda jauh dengan gempa yang mengguncang Aceh pada tahun 2004. Saat itu, 8 tahun silam, gempa berkekuatan 9,1 SR langsung disusul gelombang tsunami besar yang menyapu wilayah Aceh. Ratusan ribu jiwa melayang saat itu.

Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Direktur Pengurangan Risiko Bencana BNPB, ada tiga syarat yang harus dipenuhi sehingga gempa akan menumbulkan gelombang tsunami besar, yakni besaran gempa, kedalaman gempa, dan pergeseran vertikal.

Hal senada diungkapkan Subandono Diposaptono, Direktur Tata Ruang Laut dan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menurut dia, gempa Aceh kemarin berbeda dengan gempa Aceh 2004. Lokasi gempa 2004 berada di sepanjang zona subduksi pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Sedang gempa kemarin berlokasi hanya di lempeng Indo-Australia.

Kepada Antara, Sutopo mengatakan gempa kemarin merupakan gempa intraplate, bukan interplate seperti gempa Aceh berkekuatan 9,1 SR pada 26 Desember 2004. Gempa intraplate tidak menyebabkan tsunami besar seperti halnya gempa interplate yang berada di zona subduksi.

Gempa kali ini hanya menyebabkan gerakan mendatar yang menyebabkan getaran dan riak gelombang di lautan. Kalaupun ada tsunami paling-paling tingginya hanya 10-20 centimeter, atau paling tinggi tak lebih dari semester. (sumber : metrotvnews.com).
* * *
Alhamdulillah gempa kemarin tidak menyebabkan tsunami yang besar. Namun di balik itu, dari kejadian kemarin dapat dilihat bahwa trauma tsunami tahun 2004 masih cukup besar, apalagi bagi beberapa orang yang pernah tersapu air tsunami. Seberapa tenang pun orangnya, tak bisa menyembunyikan rasa trauma yang ada. Teringat memori dulu terulang kembali, something (happen) like it. Teringat ke orang-orang yang terkena tsunami, teringat kerusakan yang ada, dll yang serupa menggambarkannya. Kebanyakan masyarakat pun melarikan diri ke tempat yang jauh (bukan sekedar tempat yang aman). 

Dan pembelajaran tetap harus ada, apalagi dengan pengalaman yang ada, seperti yang sudah-sudah.
Semoga,

Posted by
ahmad_zikra

More

Seberapa Boroskah Air Kita? (Peringatan hari Air Dunia)

hari_air-edtMasih dalam suasana peringatan Hari Air Sedunia. Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi makhluk hidup. Lebih dari 2/3 permukaan Bumi tempat kita tinggal ini ditutupi oleh air. Selain untuk minum dan pemakaian sehari-hari, air juga bisa digunakan sebagai media transportasi. Apakah itu di sungai, danau (air tawar) maupun laut (air asin).

Walaupun air menutupi lebih dari 2/3 belahan bumi, namun di beberapa tempat air sulit untuk dijumpai. Seperti di bagian Afrika Timur, kekeringan yang melanda bahkan menyebabkan kematian. Di beberapa tempat lainnya terkadang air malah berlebih. Curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir menggenangi daratan.

Di Indonesia sendiri, dulunya praktis kita tak pernah mendengar yang namanya kekeringan. Keberadaan kita di daerah tropis dan curah hujan yang cukup merata seakan mengaburkan kata ‘kekeringan’ di negeri ini. Di peta zona potensi bencana, hampir tak ada wilayah yang masuk kategori kekeringan. Semua mempunyai sumber air yang mencukupi bahkan berlebih. Namun seiiring perubahan zaman, dimana pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah pesat dan banyaknya pembukaan lahan hutan yang tak diimbangi dengan penanaman kembali menyebabkan keseimbangan siklus air terganggu. Di musim kemarau kita mengalami kekeringan dan menghadapi banjir di saat musim penghujan. Dari beberapa pulau besar di Indonesia, mungkin hanya pulau Kalimantan yang ‘belum’ mengalami kekeringan. Di pulau-pulau lainnya kasus kekeringan mulai muncul.

Keadaan sekarang
Dari beberapa referensi seperti tulisan-tulisan maupun foto di beberapa media, kita bisa membandingkan keberadaan dulu dan sekarang. Lihat saja kali Ciliwung di Jakarta, dulu kali itu digunakan sebagai sumber air utama guna memenuhi kebutuhan air warga Jakarta. Sekarang? Bahkan untuk berjalan di bantaran sungainya saja kita harus menutup hidung dan mengarahkan pandangan ke bagian lain. Kotor, penuh limbah dan sampah (jangan heran juga jika kita melihat banyak kasur bekas yang dibuang ke sungai), namun tetap juga dijumpai warga yang ‘terpaksa’ memanfaatkan air walau dengan kondisi yang begitu. Dan saat musim hujan tiba, banjirpun datang menggenang, sungai yang ada tak mampu menampung debit air yang mengalir. Saat kondisi biasa, juga sulit untuk mendapatkan sumber air bersih. Melihat keadaan seperti demikian, saya pun tak heran ketika mendengar beberapa celotehan beberapa orang “klo nanti cagub DKI Jakarta dalam kampanye mengatakan akan membebaskan Jakarta dari banjir, kagak usah dipilih lagi tuh orang, isu lama, Jakarta emang bebas banjir kok”. hohoho….

ciliwung
ciliwung

Di Aceh, provinsi paling barat Indonesia, walaupun belum mengalami kondisi yang dikategorikan dalam kekeringan, namun ‘bau-baunya’ mulai tercium. Kondisi sumber-sumber air yang dulunya melimpah kini mulai menghilang. Teringat saya ketika masa-masa MIN (setingkat SD) dulu, teman-teman tak jarang menuju ke simpang Keutapang Dua yang dilewati oleh Krueng Daroy untuk berenang. Airnya jernih, mengalir dan tidak dalam kondisi kering. Loncat dari jembatan dan menceburkan diri ke dalam sungai sungguh hal yang bisa jadi tak mungkin dilakukan lagi sekarang. Sungai yang ada bisa dikatakan lebih berfungsi kepada ‘sekedar’ mengalirkan debit air ketika musim penghujan dan MCK (bahkan buang sampah) penduduk sekitar. Padahal kan sungai Krueng Daroy ini sepertinya dulu begitu terkenal, sampai-sampai ada lagunya yang dibawakan oleh penyanyi Aceh, Rafly.


Air sumur (biasa) yang dulunya biasa saja jika dimanfaatkan sebagai sumber air untuk dikonsumsi sehari-hari kini sebagian besarnya hanya digunakan untuk MCK saja. Air sumur mulai tercemar, mulai berbau, mulai dirembesi air comberan atau genangan dekat rumah akibat tiada ‘jalan’ lagi untuk mengalir. Ah, kasian nasibmu duhai air sumur. Sebagian orang memanfaatkan air sumur bor. Air yang ‘kualitas’ gengsinya ini lebih tinggi menjadi opsi yang menarik. Namun, tahukah kalau air itu berasal dari aliran bawah tanah dalam bumi? Waktu yang diperlukan untuk mengisi ‘kantung air’ di dalam tanah itu tidak sebanding dengan eksplorasi air yang dikeluarkan. 

Hari Air Sedunia
Hari Air Sedunia (Inggris: World Day for Water) adalah perayaan yang ditujukan sebagai usaha-usaha menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih dan usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan.
Hari Air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret, inisiatif peringatan ini di umumkan pada Sidang Umum PBB ke 47 tanggal 22 Desember 1992 di Rio de Janeiro, Brasil. Hari Air Dunia digelar setiap tanggal 22 Maret, sebagai wadah untuk menyatukan fokus perhatian dunia kepada peran penting tersedianya air bersih dan mengupayakan tata kelola sumber daya air segar yang berkelanjutan.

22 Maret dipilih sebagai satu hari dari satu tahun untuk merayakan ketersediaan air segar, sebagaimana direkomendasikan oleh Konverensi PBB tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan (UNCED).

Peringatan Hari Air Dunia pertama kali diselenggarakan pada 22 Maret 1993, ketika Sidang Umum PBB merestui program ini. Sejak 1993, berbagai tema telah diangkat pada peringatan Hari Air Dunia:
1994 -- Peduli sumber daya air adalah tanggungjawab kita semua
1995 -- Air dan Perempuan

1996 -- Air untuk kota-kota yang haus

1997 -- Air dunia

1998 -- Air tanah -- sumber daya yang tak terlihat

1999 -- Semua orang tinggal di hilir

2000 -- Air untuk abad 21

2001 -- Air untuk kesehatan

2002 -- Air untuk pembangunan

2003 -- Air untuk masa depan

2004 -- Air dan bencana alam

2005 -- Air untuk kehidupan 2005-2015

2006 -- Air dan budaya

2007 -- Kelangkaan air

2008 -- Tahun internasional sanitasi

2009 -- Perairan lintas batas

2010 -- Kualitas air

2011 -- Air untuk perkotaan

2012 --
Air dan ketahanan pangan
(sumber : Wikipedia)

Hari air sedunia hanyalah sebuah momentum, seperti peringatan-peringatan lainnya. Pembelajaran dan aplikasi yang seharusnya ada, sebaiknya juga dilakukan secara berkelanjutan, diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari kita. Dalam mendukung ketahanan pangan, pemerintah (salah satunya melalui Kementerian Pekerjaan Umum) terus berupaya meningkatkan kualitas dan membangun jaringan irigasi yang ada. Hal ini juga dalam upaya meningkatkan produksi pangan sehingga program ketahanan pangan tercapai. Upaya-upaya seperti ini sebenarnya bisa dilakukan oleh berbagai pihak, dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing tentunya.

Hal yang dirasa perlu di saat ini menurut saya adalah mulai adanya kesadaran dari kita untuk menghemat penggunaan air. Karena di sebagian daerah air masih mudah dijumpai, bukan berarti kita bisa seenaknya saja memakai air. Sebagai contoh kecilnya saja, apakah kita pernah menyangka kalau sungai-sungai yang di waktu kecil kita dulu biasanya digunakan untuk berenang kini airnya sudah tak ada? Cekungan atau embung-embung kecil tempat kita memancing ikan kini malah kering dan dipenuhi sampah? Dan sekarang untuk minum saja kita harus Membeli?

Hemat bukan berarti kita pelit, namun lebih kepada memakai seperlunya saja. Jika cukup seember air untuk mencuci motor, untuk apa menghabiskan se-cincin sumur? Jika dirasa cukup minum segelas air, untuk apa air secangkir dan kemudian membuang sisanya? Bukannya juga terlalu ‘mempermasalahkan’ hal-hal yang masih dianggap kecil ini, namun bukankah juga mubazir itu temannya setan? (Al Isra : 26-27 ).

Nah, bagi saya di momen hari air sedunia kali ini, pemakaian air seperlunya hendaknya lebih disadari. Bukan air saja sebenarnya, juga hal-hal lainnya termasuk energy. Selama dunia belum kiamat, masih ada generasi-generasi di bawah kita yang akan memanfaatkan apa yang sudah kita hemat tersebut. Anda?
:)

Posted by
ahmad_zikra

More

Hujan


Minggu pagi ini hujan.
Dan tak seperti minggu di hari lainnya, hari ini hujan.
Awan yang menyelimuti tak kunjung terang,
hujan masih turun dengan nyaman. 

Bulirannya terus bersahutan,
bak irama dalam sebuah pertunjukan.
Di satu belahan, hujan dinantikan
Karna menjadi sumber kehidupan

Di belahan lain,
Hujan kadang menjadi kutukan,
Bulir yang jatuh tak tertahan
Menjadi akibat dari suatu teriakan penderitaan.
*salah sendiri juga kenapa menggauli hutan

Hujan,
Bagi sebagian,
Merupakan buliran (air) yang sudah tak sanggup memegang awan,
Namun jatuhnya dirindukan.

*tadinya mau nulis tulisan, dah jadi gini. Ya sudahlah.. :D

Posted by
ahmad_zikra

More

Menyiasati Banyaknya Undangan

Seiring bertambahnya umur dan bertambahnya orang-orang yang kita kenal, bertambah pula interaksi kita dengan orang-orang sekitar. Proses interaksi sendiri tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat yang berperilaku social. Interaksi yang terjadi bisa dalam bentuk sekedar pertemuan sederhana seperti kopi darat (nongkrong), rapat rutin, rekreasi, ataupun kenduri dan semacamnya.

Ketika acara-acara tersebut berlangsung dalam waktu bersamaan, Apa sih yang biasa kita lakukan ? memilih salah satunya untuk dihadiri? berusaha menghadiri semuanya? atau bahkan tidak usah menghadiri satupun dari acara-acara tersebut.



Berikut saya akan memberikan sedikit opini dan ide saya terhadap kondisi tersebut. Kondisinya bisa jadi rapat atau apalah. Namun dalam hal ini dicontohkan adalah saat adanya undangan acara (syukuran,walimah, dan semacamnya).
Bukan hal yang jarang terjadi dimana kita medapatkan beberapa undangan untuk menghadiri acara walimah. Apakah itu teman, saudara, mantan pacar (#eh), temannya teman, atau kenalan lainnya. Acara tersebut bisa berlangsung dalam waktu bersamaan. 

Contohnya bagi saya sekarang adalah, di suatu hari, saya diundang untuk menghadiri 4 acara. 3 acara walimah rekan sekantor, kawan seangkatan, dan kawan se-organisasi, sedangkan satunya acara nikah. Wah, kebetulan banget ya undangannya bersamaan. Hmmm… bergantung kepada saya sendiri sih untuk memutuskan, apakah hanya menghadiri salah satunya, menghadiri semua, atau bahkan tidak dating sama sekali. Kalau memilih hanya pergi di salah satu tempat saja atau bahkan tidak pergi satupun sih itu bukan suatu masalah. Ada waktu, tancap gas, sampe deh. Namun rasanya tidak pas juga. Apalagi semua acara tersebut merupakan kawan-kawan dekat yang sudah tentu mengharapkan kedatangan kita. (untuk konteks ini, dikecualikan kepada pemikiran bahwa dating ngak dating toh yang punya hajatan ngak ingat kita).

Bagi yang ingin menghadiri lebih dari satu tempat, saya sendiri punya beberapa tips :
1.    Lihat dulu kita perginya barengan dengan siapa. Partner yang akan kita ajak untuk pergi bersama juga perlu dipertimbangkan. Apakah kita pergi sendiri, berdua, atau dengan kelompok. Jika pergi sendiri mungkin akan lebih bebas, karna tidak ada sangkut paut dengan yang lain. Kita bisa pergi dengan jadwal sesuka kita. Namun perlu dipertimbangkan juga jika kita merupakan orang yang tidak tepat waktu atau sering menunda-nunda, mengajak teman itu penting bagi kita. Dan jika berkelompok, pertimbangkan juga keadaan kelompok, orang-orang di dalamnya tepat waktu atau tidak dan usahakan untuk mengestimasi waktu ‘terbuang’ dalam menunggu, buat semacam komitmen kecil seperti ‘jika sampe jam sekian belum dating, kita langsung berangkat’. Adakalanya dalam sebuah kelompok, berangkatnya bisa jauh molor hanya karena menunggu satu orang.

2.     Cobalah untuk membuat semacam peta kecil (jalur) yang akan ditempuh nantinya. Jalur yang akan dibuat mempertimbangkan lokasi keberadaan kita dan tempat berkumpul jika berkelompok. Katakanlah ada 3 tempat yang akan kita tuju, usahakan sebisa mungkin membuat tujuan berbentuk garis lurus. Jadi tidak banyak bolak-balik dan menghabiskan waktu di jalan.

3.     Menentukan waktu berangkat. Waktu keberangkatan juga harus diperhatikan. Kebiasaan jika acara pesta (walimah) itu berlangsungnya siang. Waktu pergi diusahakan tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lama. terlalu cepat bisa berakibat keduluan kita pula ntar tu yang sampe daripada pengantin satunya. Hehe… terlalu lama akibatnya ya… orang dah pada pulang kita malah baru nongol.

4.     Buat semacam prioritas. Prioritas kadang bisa manjadi penting ketika rencana yang kita susun tidak bisa berjalan sebagaimana yang kita harapkan di awalnya.

5.     Klo makan liat kondisi. Jangan makannya tak terkendali padahal ada beberapa tempat lagi yang akan kita kunjungi. Hehehe…

Okeh, mungkin sekian dulu hal menurut saya, klo ada pengalaman atau tambahan lain boleh tu di sharing…
Salam,
:)

Posted by
ahmad_zikra

More

Copyright © 2012 Zikra NotesTemplate by :Urangkurai.Powered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.