Okey, dalam beberapa hari ini Aceh kembali diguncang. Bukan, kali ini bukan diguncang karna gempa yang kerap terjadi. Ya maklum saja, keadaan kita memang berada di pertemuan lempeng Samudera Hindia-Australia. Namun kali ini Aceh diguncang isu mengenai gempa kuat yang akan melanda. Isu yang berkembang dan terus beranak pinak melalui sms dan BBM itu akhirnya mampu juga mempengaruhi warga di beberapa kawasan sekitar pesisir pantai. Riuh, resah, risau, galau, dan apalah istilah sekawannya, akhirnya menghinggapi warga. Mengungsi pun menjadi alternatif, walaupun sebagian besar beranggapan : ‘Cuma sekedar untuk jaga-jaga’.
Saya sendiri tidak mendapatkan peredaran sms ataupun BBM itu. Namun efek yang ditimbulkan tidak dapat menutupi bilik-bilik pembatas sehingga termasyhurlah isu itu beredar. Beberapa rekan di kantor tiba-tiba saja sibuk ditelpon untuk kembali ke rumah, “akan ada gempa besar”, kata orang rumah. Bapak-bapak yang sedang bekerja di tempat kerja masing-masing pun mulai sibuk karna telponnya terus saja berdering. “pulang Pak, kita mau ngungsi”. Mahasiswa yang sedang mendengarkan kuliah dosennya pun mulai riuh oleh sms/telepon dari para ortunya. Sampai ikan di laut pun mungkin menjadi heran, jaring yang akan menangkap mereka kenapa tiba-tiba segera diangkat, dan boat nelayan segera berlalu ke arah darat. Sampai segitunya ya :D.
Yupz, biar ngak ngambang gitu, ini saya copas dulu isu yang beredar melalui sms/BBM yang setelah saya bertanya-tanya, ditemukanlah di salah satu hp kawan, berikut :
“Menteri dalam negeri uda ngeluarin surat peringatan utk aceh (baru sampai d kantor walikota hari ini) utk waspada, terlebih bagi masyarakat d daerah pesisir pantai utk dapat mengevakuasi dri, setidaknya sampai kondisi dianggap stabil dri surat itu (pesan dari kawan, Cuma nerusin) diprediksikan akan ada gempa susulan hingga mencapai 12 SR. lempengan bumi d aceh smakin tidak stabil. Tidak seperti isu2 sebelumnya, kali ini pemerintah benar2 mengkhawatirkan situasi ini. Aq harap kawan2 bisa waspada.”
Respon pertama ketika baru saja saya mendapatkan sms itu adalah : senyam senyum sendiri trus tertawa ngak Nampak gigi *eh. Ups, maaf, bukan bermaksud gimana gitu ya. Pertama gini, yang namanya gempa itu TIDAK BISA DIPREDIKSI kapan waktu terjadinya. Yang bisa diprediksi itu adalah potensi gempa yang akan terjadi. Misalkan saja ini ya, gempa tanggal 11 April 2012 yang mengguncang Aceh dan kawasan sekitar yang lalu itu karena bukan berada di zona pertemuan lempeng, menyebabkan energy yang ditimbulkan itu akan ‘membesarkan potensi’ gempa di kawasan mentawai.
Kedua, mari sedikit kita analisis isi sms/BBM tersebut. Yang ngeluarin surat peringatan : menteri dalam negeri. Yang bener aja dink, yang namanya urusan bencana itu, klo mengeluarkan peringatan itu adalah Badan Penanggulangan Bencana , klo di Aceh tu Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) atau nasional dah. Atau BMKG yang sering menginfokan terjadinya gempa, pejabat setingkat bupati/walkot or gubernur, bisa juga organisasi/badan setempat yang konsen di bidang kebencanaan seperti TDMRC di Aceh, KOGAMI di Padang, Compress di Jakarta, LIPI, Bakosurtanal, or lainnya. Klo setingkat menteri pun, yg mungkin itu ya menkokesra, itupun klo udah terjadi bencana. Hoho…
Trus di kata-kata “akan ada gempa susulan hingga mencapai 12 SR” , ini yang buat sms songong atau apa ya. Perlu ditraining masalah kebencanaan dan ilmu gempa deh ini kayaknya. Mana da skala gempa SR (skala Richter) itu 12, maksimumnya itu 10 dink. Terakhir di kata-kata “Tidak seperti isu2 sebelumnya, kali ini pemerintah benar2 mengkhawatirkan situasi ini” . saya beranggapan awalnya kata-kata itu akan berbunyi : “tidak seperti isu-isu sebelumnya, isu kali ini bener lho..gan bo’ong, sumpeh gitu, sueeer deh..”, ckckckckck….. kalo dibaca : “tidak seperti isu2 sebelumnya”, berarti kabar itu emang isu lah. Namun sudah isu, masih ada yang percaya juga ya. Hmmm.. dimaklumkan saja lah.
Herannya adalah, walaupun sudah beredar kabar itu adalah sebuah isu yang hanya akan meresahkan, tetap saja masyarakat pada percaya. Ya, saya sendiri tidak menyalahkan masyarakatnya sih. Factor trauma di masa lalu itu cukup berpengaruh. Walaupun mungkin mereka tahu bahwa itu Cuma isu, trauma gempa dan tsunami yang pernah melanda di tahun 2004 mengalahkan semua pemikiran secara akal sehat. Mereka tak sempat menganalisis sms/BBM yang beredar, tak mau mengambil resiko siapa yang mengeluarkan ‘peringatan’ itu. Kebanyakan dari mereka hanya mendengar kata “akan terjadi gempa” dan memori-memori yang pernah ada kembali keluar. Meledak berhamburan, mengalir ke syaraf-syaraf motorik sehingga bergeraklah mereka tanpa berpikir panjang lagi, mengungsi. Tahukah anda bagaimana efek trauma itu? Sungguh menyiksa kawan. Jadi tolong jangan memanfaatkan situasi ini.
Sungguh, jika saya bisa dipertemukan dengan orang yang pertama kali membuat ‘isu peringatan’ tersebut, saya akan sangat berterima kasih. Yang pertama sekali akan saya lakukan adalah melihat secara seksama wajahnya. Secara detail akan saya tatapi sudut-sudut wajahnya, khusus lagi matanya, otaknya klo emang bisa dibelah sebentar. (ya, klo cewek ngak mungkin juga saya pelototin gitu ya..:D). hal tersebut tak lain tak bukan hanyalah ingin mengetahui bagaimana wajah orang-orang yang tega menjadikan memori-memori trauma masyarakat itu kembali berhamburan, tega melihat masyarakat yang tinggal di tepi pantai itu kasak-kusuk. Tak tahukah anda mereka tak bisa memejamkan matanya walaupun sebentar, jantungnya terus saja berdebar lebih cepat dari biasanya. Bahkan salah-salah, ada yang meninggal jantungan? Tapi kurasa, pembuat isu itu adalah seorang psikopat. Tidak mau tau akan hal itu. Yang terpenting baginya adalah orang-orang yang membaca ‘sms buatan’ darinya menjadi panic dan ramai-ramai membicarakan isu itu. Dan hal itu menjadi suatu hadiah besar baginya, yang bisa membuatnya tertawa kegirangan. Tiada untung lain baginya.
Atau bisa jadi isu-isu semacam itu muncul karena iseng. Keisengan yang ada muncul karna ada kesempatan dan media. Klo sekarang banyak kan tu sms gratis, apalagi BBM. Klo dah banyak meng-sms or BBM ya bosan juga. Jadi bisa jadi keisengan muncul dari sini. Ngak tau mau BBM apa lagi, keluarlah kata-kata ‘kreatif-negatif’ yang selanjutnya menyebar dengan cepat. Media sekarang sudah mudah, yang mengaksesnya itu tanpa batas. Sekali pencet tombol, habis sudah. Familiar bagi kita terhadap sms/BBM yang entah berantah isinya. Mulai dari horror, bisnis, agama, dll deh. Dan di setiap rangkaian kata-katanya sering diselipkan kata-kata mutiara semisal : “klo sms ini ngak disebarkan ke 10 temen loe, nenek kunti akan ngedatangin dalam waktu 5 setengah menit”, atau “ sebarkan sms ini kepada 13 temanmu, jika tidak kesialan akan menimpamu”, atau “segera teruskan sms ini kepada temanmu dan segera kamu akan mendapatkan rezeki yang luar biasa”, atau “ klo sms ini ngak segera disebarkan, tunggu azab Tuhan akan menimpamu” << ngeri ya. Atau “kalo loe ngak cepet2 sebarin ini sms, jawaban ujian ngak bakalan gue kasih..!!” (eh, ini ngak da hubungannya ya..:D). dan penutup-penutup semacam inilah yang seringkali beredar di blantika dunia per-sms-an dan per-BBM-an.
Atau ada sms yang mengait-ngaitkan dengan agama semacam di bawah ini :
“Hubungan gempa aceh dengan Al-quran. Allahuakbar.!! Allah Maha Besar.
Tahukah anda gempa di aceh kemarin berkapasitas 8.9 skala Richter? Marilah kita buka Al-quran (8:9) surah ke 8 (Al-Anfaal) ayat 9, dan bahwasanya marilah kita ber-ingat, dan senantiasa berdo’a kepada Allah, SWT.
Apakah ini suatu kebetulan..? kemarin saat gempa terjadi adalah tanggal 11 bulan 4. Coba cek Al-quran surat Huud (11) ayat 4 berbunyi : “ Kepada Allah lah kamu kembali, dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”
Dan gempa Aceh terjadi pukul 15.38 coba buka surat AlHijr (15) ayat 38 berbunyi ::sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan yakni waktu tiupan pertama tanda permulaan hari kiamat.
Subhanallah Allahu Akbar. Bagikan bbm ini…”
Sory, sms/BBM semacam ini malah bisa menyesatkan. Seenaknya aja tu orang tafsir bebas Al-quran, ilmu juga ngak ada. Huuuffttt….
Terakhir saya ingin mengatakan, kesiapsiagaan kita terhadap bencana itu seharusnya ditingkatkan. Kita hidup di daerah yang rawan bencana, tidak hanya gempa, juga ada banjir, angin kencang, gunung api, dll. Hidup di daerah seperti ini harusnya membuat kita menyesuaikan diri dengan keadaan. Kapasitas pengetahuan dan perilaku kita harus diperhatikan. Bila ada pihak-pihak terkait yang mengadakan sosialisasi atau pelatihan mengenai bencana, jangan memandang sinis hal tersebut, apalagi dengan sombongnya mengatakan, “saya sudah berpengalaman di gempa dan tsunami 2004 lalu, tidak usah menceramahi saya” << karakteristik bencana dan keadaan wilayah tidak selamanya sama dink….-_-‘. Kemudian jangan lupa shalat, doa, dan ibadah lainnya. Hal-hal seperti itu sedikit banyaknya bisa menenangkan kita. Jangan sudah takut mati, amalan pun tak ada. Hoho… dan hati-hati juga bagi yang ‘kelepasan’ mengungsi, kondisi rumah yang kosong bisa dimanfaatkan oleh maling. Atau barangkali pengedar sms itu para maling kali ya, dan momen mengungsi menjadi kesempatan emas bagi mereka. Poor of them…
Okeh, mungkin demikian dulu celotehan dari saya. Seperti biasanya, moga bermanfaat dan ditunggu masukan-masukannya. Oh iya, di akhir ini saya masukkan siaran pers bersama Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) bersama Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana (TDMRC) Universitas Syiah Kuala, BMKG, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)-Aceh, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia-Aceh (HAGI), Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), RAPI, dan TAGANA yang menanggapi isu yang telah beredar beberapa hari ini :
* * *
“Siaran Pers Bersama Terkait Beredarnya SMS Gempabumi 12 SR”
Banda Aceh. TDMRC. Menyikapi beredarnya SMS mengenai akan terjadinya Gempabumi dengan 12 SR di sekitar pulau Sumatera yang telah meresahkan masyarakat terutama masyarakat Aceh yang bermukim di wilayah pantai, maka dengan ini Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) bersama Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana (TDMRC) Universitas Syiah Kuala, BMKG, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)-Aceh, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia-Aceh (HAGI), Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), RAPI, dan TAGANA mengeluarkan siaran pers bersama. Siaran pers ini bertujuan untuk mengklarifikasi SMS tersebut yang berisi informasi yang keliru tentang gempabumi 12 SR serta ajakan agar masyarakat tetap tenang dan waspada menyikapi SMS-SMS keliru tentang kegempaan. Informasi yang berkembang tersebutTIDAK BENAR. Dengan ini BPBA dan BMKG serta perwakilan lembaga-lembaga yang disebutkan di atas memberikan klarifikasi dan himbauan sebagai berikut:
1. Dari redaksi SMS yang beredar adalah salah dari sudut pandang ilmiah dimana mereka menggunakan SR (Skala Richter) yang sebenarnya tidak dapat digunakan untuk gempa skala besar. Untuk informasi awal kepada masyarakat, bahwa gempabumi dengan skala richter hanya sampai 10 SR atau lebih tepatnya 10Mw (dalam satuan yang besarnya hampir sama dengan SR).
2. Sumber informasi yang dicantumkan di dalam SMS tersebut tidak dikenal di kalangan ilmuwan kegempaan di dunia.
3. Sampai dengan saat saat ini, belum ada satupun ilmuwan di dunia yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa secara tepat. Oleh karena itu, prediksi gempa yang mengikutkan prediksi waktu adalah keliru dan menyesatkan.
4. Masyarakat dihimbau untuk tidak meneruskan SMS-SMS gempabumi yang mencantumkan prediksi gempa 12SR dan waktu terjadi.
5. Dihimbau peran serta para ulama dan tokoh masyarakat untuk turut menenangkan masyarakat agar tidak terpengaruh terhadap informasi/SMS gempabumi yang keliru tersebut.
6. Hal yang perlu dilakukan oleh masyarakat pada saat ini adalah meningkatkan pemahaman dan pengetahuan terhadap bencana khususnya bencana-bencana yang relevan untuk wilayah Aceh seperti gempabumi, tsunami, banjir, tanah longsor dan lain-lain.
7. Masyarakat dihimbau untuk memperhatikan arahan yang diberikan dari sumber resmi yaitu BMKG, BPBA, BPBD, dan pemerintah daerah setempat tanpa perlu merasa panik atau khawatir yang berlebihan.
8. Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dipersilahkan menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) di telfon 0651 21265 atau BMKG di telfon 0651 42840.
Demikianlah siaran pers ini dibuat agar berguna untuk mengklarifikasi informasi/SMS keliru mengenai potensi gempa di Sumatera dan sekitarnya.