Selaku seorang yang dulunya pernah menjadi volunteer di sebuah badan yang bergerak di bidang kebencanaan, rasanya saya ingin sedikit membagi apa yang menurut saya bisa menjadi pembelajaran dari Gempa Sumatera tanggal 11 April 2012 kemarin. Dan ini hanyalah opini saya, dan bila terdapat kekeliruan, mohon ditanggapi dan diperbaiki, dan satu lagi, terima kasih sebelumnya.
pusat gempa 11 April 2012 |
Sebagaimana kita ketahui, bahwa gempa berkekuatan 8,5 SR yang terjadi berkedalaman sekitar 10 km dan jaraknya sekitar 346 km barat daya Simeulue, Aceh dan dirasakan di Sumatera Utara, Bengkulu, Sumbar dan Lampung.
Kejadian gempa tersebut otomatis membuat warga panic, diperparah dengan crowded nya jaringan sehingga tidak bisa digunakan untuk menelpon, bayangan tsunami tahun 2004 pun kian membayang. Komunikasi putus, informasi tak ada, apa yang dapat dilakukan? Ada beberapa hal yang menurut saya ada baiknya untuk lebih diperhatikan (kali ini khusus untuk kejadian gempa dan tsunami saja) :
1. Amankan diri sendiri
Hal yang pertama kali dilakukan bila gempa terjadi adalah mengamankan diri anda. Jika berada di dalam ruangan dan berada di dekat ruangan, ya cepat keluar dan cari tempat yang aman. Namun bila ruangan jauh dari pintu keluar atau bangunan yang ada bertingkat, ada baiknya berlindung terlebih dahulu. Bisa di bawah meja atau memegang sesuatu untuk melindungi kepala. Hal ini untuk mencegah bila jatuh sesuatu dari atap atau ambruknya plafon, bahkan lantai atas. Hindari untuk buru-buru berlari-lari di tangga untuk turun, berdesakan saat turun malah akan makin beresiko.
Bila berada di luar ruangan usahakan berdiri di daerah yang cukup terbuka. Hindari bangunan tinggi, tiang listrik, billboard, dan semacamnya yang dapat mengancam bila terjatuh nantinya. Bila sedang berkendara, berhenti dahulu dan cari tempat yang menurut anda aman. Bila berada di kawasan dekat pantai dan melihat kondisi air laut surut, jangan pungut ikannya!! Lari saja atau cari tempat yang tinggi. Untuk kondisi lainnya disesuaikan saja sendiri. Okey? Dan membantu orang lain adalah baik, namun juga jangan terlalu ‘sok’ memaksakan diri. Ceritanya jadi pahlawan seperti di film-film dan malah mengorbankan diri sendiri. Ingat ya, ini bukan pilem. Selamatkan diri dulu baru bantu yang lain. :)
2. Tentukan tempat berkumpul
Kondisi keluarga yang aktivitasnya tidak berada di suatu tempat di setiap keadaan (misalkan saja anak bersekolah, ibu di rumah, ayah bekerja) menjadikan ‘komitmen’ awal ini cukup penting. Suatu keluarga membuat kesepakatan sebelumnya bila terjadi hal-hal semacam gempa dan tsunami, maka akan melarikan diri ke arah mana. Atau akan berkumpul dimana nantinya. Apakah ada ‘pos’ rumah saudara lainnya di tempat mana yang bisa dijadikan tempat evakuasi sementara atau tidak. Hal ini penting, mengingat nantinya bila komunikasi terputus, antar anggota keluarga tidak saling mencari lagi. Dan proses mencari ini tidak lah gampang, selain waktu, resiko terjebak kemacetan dan kecelakaan menjadi lebih besar. Atau kasus lainnya, si Ayah malah menjemput anggota keluarga di rumah. Jika rumahnya berada di pesisir pantai, kondisi ini sungguhlah tidak baik.
3. Tentukan arah evakuasi
Jika kita diharuskan untuk mengungsi mengingat tempat tinggal kita termasuk dalam kawasan jangkauan tsunami, ada baiknya memperhatikan jalur mana yang akan kita lewati. Saat gempa terjadi, banyak yang panic untuk berusaha menyelamatkan diri. Salah-salah malah kita terjebak di kemacetan lalu lintas jalan yang padat. Jadinya bukannya menyelamatkan diri, tapi malah terjebak di jalan. Ada baiknya kita mempersiapkan atau merencanakan bila terjadi bencana, jalur mana yang akan kita lalui. Apakah jalur itu bisa membawa kita ke tempat yang aman atau tidak. Sebagai contoh, di kawasan ulee lheu, bila semuanya memenuhi jalan menuju ke arah kota (menjauh dari laut) dan jalan menuju arah Peukan Bada, rasanya waktu yang diperlukan tidaklah cukup. Kemacetan akan menjadikan kecepatan melambat. Ada baiknya sebagian untuk mengevakuasi diri ke arah Escape Building yang telah dibangun disana. Atau untuk kasus seperti di kawasan Lambadeuk Aceh Besar, bisa naik ke perbukitan yang lebih tinggi di daerah terdekat.
Dan jalur terbaik yang digunakan untuk menyelamatkan diri, menurut saya adalah bukan jalur yang dapat menjangkau jarak terjauh dari garis pantai, tapi ‘cukup’ dulu jalur untuk mencapai jarak yang aman dari ancaman bila terjadi tsunami.
semua pada lari, kemacetan tak terhindari |
4. Amankan berkas-berkas penting
Oke, nomor 4 ini masuk ke kategori yang dilakukan dalam upaya pasca bencana. Dokumen-dokumen yang dianggap penting seperti ijazah, sertifikat tanah, surat kendaraan, atau lainnya hendaknya di amankan dahulu seperti di laminating atau langkah-langkah lainnya. Usahakan menempatkannya di suatu tempat, jadi jika anda buru-buru mengevakuasi diri dan ingin mengikursertakan dokumen-dokumen itu, tidak membuang banyak waktu untuk mencari dan mengumpulkannya.
5. Siapkan semacam Tas Doraemon
Masih dalam tahap pasca, ada baiknya kita menyediakan sebuah tas khusus yang memuat beberapa benda penting. Apakah itu dokumen penting, obat-obatan, beberapa lembar kain/pakaian, makanan, minuman. Dalam beberapa waktu secara berkala bila tidak terjadi bencana, isi tas ini terus kita ‘upgrade’ isinya. Kita ganti agar isinya pun tidak basi. Dan bila terjadi bencana, kita tinggal mengambil tas ini saja untuk dibawa serta.
6. Bekali Keluarga dengan Ilmu
Sharing ilmu dan pengalaman itu penting, termasuk dalam hal pengetahuan tentang kebencanaan. Ada baiknya kita melakukan sharing agar seluruh anggota kita tahu tentang ilmu kebencanaan dan langkah-langkah menyelamatkan diri bila terjadi bencana. Bila perlu, tambahkan materi upaya penanganan dini bila terluka. Jadi, ngak Cuma diri kita sendiri aja yang tahu dan akhirnya sok bilang, “ini seperti yang sudah saya katakana dulu”. -_-‘
7. Saling membantu dan Doa
Saling membantu penting dalam menghadapi kejadian bencana. Tentunya setelah anda menyelamatkan diri sendiri dulu. Klo diri ngak selamat, gimana mau selamatin orang lain donk… membantu bisa dalam banyak aspek, tergantung kemampuan masing-masing. Di bagian komunikasi, kita bisa membantu menginfokan update kondisi yang ada. Di bagian kesehatan bisa membantu mengobati orang lain, di bagian orang yang banyak bicara paling tidak bisa ikut menenangkan orang lain. Dan jangan lupa juga berdoa ya… :)
Demikian dulu beberapa hal dari saya. Insya Allah akan di upgrade beberapa point lagi nantinya. Komentar dan masukannya silahkan, moga bermanfaat. :)
0 komentar:
Posting Komentar