Sabtu, 20
September 2014, sejumlah mahasiswa dan dosen bidang Hidroteknik Universitas
Syiahkuala mengadakan kegiatan Coastal Retreat. Coastal Retreat kali ketiga ini
(sebelumnya di Pulau Banyak dan Pulau Bunta) merupakan salah satu rangkaian
acara para mahasiswa dan alumni serta masyarakat umum pecinta pantai (coastal
research group) untuk lebih mengenal kondisi pantai di kawasan Aceh. Kali ini
kegiatan dilaksanakan di kawasan Pulau Ujong Sedeun, Lamno Aceh Jaya.
Ujong Sedeun
mungkin adalah kawasan asing di telinga masyarakat luas, namun bagi mereka yang
sering melewati jalan Banda Aceh – Meulaboh km 66-67 dan singgah di Puncak
Geurutee, pulau ini menjadi bagian indahnya pemandangan yang terhampar di
seberang lautan. Berseberangan dengan pulau ‘walet’, Pulau Ujong Sedeun menjadi
duo background komplit para pengunjung untuk berfoto ria.
Akses
Pulau Ujong Sedeun
merupakan bagian dari Desa Ujong Sedeun yang berjarak ±80 km dari Kota Banda
Aceh. Setelah melakukan perjalanan darat selama ±2 jam, dilanjutkan dengan
menumpangi boat nelayan setempat selama 15 menit hingga sampai ke pulau yang
dimaksud. Jika anda membawa kendaraan pribadi, kendaraan bisa dititipkan di
rumah Geuchik (kepala desa) Ujong Sedeun. Jika anda bingung dengan boat,
hubungi saja Bapak Geuchik, aman. Boat hanya dapat menampung 5 orang dengan
biaya 300-500 ribu per boat untuk PP (bisa jadi lebih murah, seberapa pandai
anda mengolah). anda akan diantar-jemput sesuai dengan perjanjian, kapan jam
berapa kesepakatannya. jangan lupa menyimpan nomor tekong boat untuk komunikasi
sebelum penjemputan. Jangan lupa juga melihat baterai hp anda, karna jika itu
habis, tentunya anda tidak bisa menghubungi tekong ybs. Demikian juga dengan isi,
jangan sampai habis pulsa. :D
siap-siap menyeberang |
Berangkat di sore
hari akan menjadi pengalaman tersendiri. Pemandangan sunset di balik pulau
seolah menyambut hangat kedatangan anda. Tapi jangan terpesona dulu, beberapa
tekong boat yang kurang berpengalaman (atau mungkin sengaja) memotong gelombang
di muara sungai dengan sedikit
terburu-buru. Sebagai akibatnya, boat akan mengalami goncangan yang menimbulkan
rasa was-was, naik turun gelombang. Hmm… bagi anda penikmat adrenaline mungkin
malah menjadi daya tarik tersendiri dengan hal ini, terserah saja, tapi tetap
safety first yaa…
Salah satu pemandangan sunset yang dijumpai |
Deskripsi
Di Pulau Ujong
Sedeun anda dapat melihat ke arah puncak Geurutee, tempat dimana biasanya
pengunjung menikmati pemandangan pulau, anda akan melihat sebaliknya. Tak jauh
dari garis pantai terdapat beberapa rumah/gubuk masyarakat yang tidak
ditempati. Anda dapat saja mempergunakan rumah-rumah tersebut jika kebetulan
sedang tidak digunakan oleh orang lain ataupun memilih mendirikan tenda di
pinggir pantai. Tidak jauh dari lokasi rumah, terdapat sumur dangkal sebagai sumber
air tawar untuk mandi ataupun sikat gigi. Rasanya mungkin akan sedikit
bercampur dengan bau humus basah, lumayan daripada rasa sikat gigi dengan air
laut.
Kebanyakan orang
luar yang datang kemari bertujuan untuk memancing. Ada beberapa spot memancing
di sekitar pulau dengan berbagai jenis ikan dan lobster. Kebetulan saat itu ada
beberapa kelompok memancing yang berkemah, sehingga kami dapat melihat hasil
pancingan yang didapatkan.
senja di Pulau Ujong Sedeun |
Bagi anda yang
ingin berkemah dan menikmati suasana malam, jangan lupa mengumpulkan kayu bakar
sebelum hari gelap. Makan malam dengan api unggun di Pulau Ujong Sedeun menjadi
salah satu suasana kenikmatan tersendiri. Malam itu diisi dengan makan malam
dan diskusi hangat antar peserta. Larut malam saatnya istirahat, aku memilih
tidur di luar tenda dengan matras dan sleeping bed. Jangan coba-coba tidur
tanpa menutup permukaan badan, nyamuk-nyamuk pulau tidak segan-segan
meliuk-liuk mencari kesempatan menghisap darah anda. Pemakaian lotion anti
nyamuk bisa jadi sedikit membantu.
api unggun malam |
Langit malam itu
begitu cerah. Tidur dengan pemandangan langit penuh bintang, sesekali meteor
jatuh menjadi selingan. Kadang menjadi pilihan sulit antara tidur atau
menikmati bintang (halah,,,). Bagi penikmat fotografi yang ingin mengambil
gambar milky way atau startrail ini menjadi tempat yang sangat indah bila
cuacanya cerah. Menoleh pandangan ke arah daratan, lampu kios dan mobil yang
melintas seakan membelah gelap menjadi suatu garis horizontal di rangkaian
puncak Geurutee. Garis cahaya yang kian meredup dan akhirnya hilang ditelan
malam. Kini gelap hanya tampak cahaya bintang.
Tiba-tiba ada
makhluk yang berlari memecah keheningan malam. Melintas menyusuri garis pantai
dan semak hutan di tengah pulau. Matanya menyala saat diterangi sinar senter.
Samar-samar…. Itu adalah….. sapi!
Ya, jangan
terkejut bila sewaktu-waktu gerombolan sapi melintas, bahkan di tengah malam.
Pulau ini sendiri telah menjadi ‘pulau peternakan’ bagi warga sekitar. Warga
melepas gerombolan sapi, kerbau, kambing dan biri-biri di pulau ini. Hewan
ternak itu akan dibiarkan hidup di dalam pulau dengan ketersediaan makanan
alami yang mencukupi. Hanya sesekali saja warga mengecek keberadaan ternak
mereka.
Historis
Pulau Ujong Sedeun
dulunya merupakan daratan yang tidak terpisahkan dengan pusat kegiatan Desa Ujong
Sedeun sekarang. Tempat ini merupakan salah satu penghasil kopra dengan
banyaknya pohon kelapa yang tumbuh. Namun saat tsunami tahun 2004 terjadi,
kekuatannya mampu memutus daratan penghubung sehingga wilayah ini menjadi pulau
yang terpisah. Kekuatan tsunami dan pergerakan arus yang cukup tinggi menjadikan
seolah-olah pulau ini tak pernah menyatu dengan daratan. Beberapa rumah
penduduk telah manjadi laut. Bahkan salah serang tekong boat saat dalam
perjalanan membawa kami ke pulau ini berujar, “nyoe tanyoe tengoh ta lewat di ateh rumoh lon awai (kita sekarang
sedang melewati rumah saya yang dulu, sekarang sudah menjadi laut yang cukup
dalam)”.
briefing sebelum observasi |
Hari minggu pagi,
tim dibagi ke dalam 2 kelompok dan melakukan observasi mengelilingi pulau. Di
pinggir pantai yang berkarang, masih terlihat sisa akar beberapa pohon kelapa.
Di bagian barat daya pulau (arah sebalik jika dilihat dari arah Puncak
Geurutee) masih terdapat puing-puing rumah penduduk, masjid dan bangunan
lainnya. Disini terdapat alur (air tawar) yang mengalir dari puncak pulau.
Pecahan-pecahan karang yang tersebar di tengah pulau menandakan bahwa tsunami
yang terjadi dulu hampir menenggelamkan penuh Pulau Ujong Sedeun ini. pecahan karang dan runtuhan ini selain mengingatkan tentang kejadian tsunami juga menyimpan berbagai pengetahuan yang layak untuk digali.
Seiiring
perjalanan waktu, Pulau ini kini terasing, hanya dikunjungi rutin oleh para
pemancing dan warga pemilik ternak. Tetap menjadi pemandangan menarik dari
Ujung Puncak Geurutee.
runtuhan yang tersisa |
0 komentar:
Posting Komentar