Dimohon perhatiannya (ala tukang baca pengumuman di bioskop), sebelum membaca tulisan ini diharapkan kepada para pembaca agar mengencangkan sabuk di pinggang agar jangan bertambah longgar, jangan ada orang di depan anda supaya air liurnya ngak muncrat ke muka orang, dan usahakan Anda tetap sadar klo sedang berada di depan layar komputer (serta yang sejenis dengannya).
3......
2.....
1.....
- - - Selamat Membaca - - -
Wah, hari ini masak apa ya? Cium dulu dari jauh deh. Itung-itung buat ngelatih indera penciuman.
*tarik nafas dalam-dalam, hembuskan....
*tarik lagi, hembuskan....
Kok ngak kecium ya bau masakan apa.
*tarik lagi lebih dalam dari sebelumnya, hembuskan....
Hmmm.... kok masih belum kecium ya. Oh iya lupa, ini hidung belum dibuka covernya. Hehe...
Wah, ada asam sunti plus teri nih. Makan dulu ya. Selamat makan.... (nulesnya pending dulu).
*kenyang euy. :D
Asam sunti emang sedap betul dah tu. Eh, lupa ngejelasin ya apa itu asam sunti. Yang jelas ini ngak ada hubungannya ama si kunti ataupun sodaranya si kutil. Sama bibi Surti pun ngak da silsilah hubungannya.
Asam Sunti adalah sejenis bumbu dapur khas Aceh yang terbuat dari belimbing wuluh yang telah dikeringkan.
Ni dia dikasih nampak fotonya dulu, biar lebih jelas :
Seperti di penjelasan pengertiannya tadi, asam ini berasal dari belimbing wuluh. Klo sodara-sodara punya pohon belimbing wuluh, daripada buahnya jatuh berguguran tak berguna, ada baiknya diolah aja jadi asam sunti. Klopun ntar ngak ada yang mau, kirim aja ke saya, karena saya termasuk penggemar itu kunti, eh sunti maksuddnya. Cara mengolahnya? Gampang lah tu.
Langkah pertama yang paling penting adalah petik dulu belimbing wuluhnya yang sudah masak itu. Pastikan buah yang dipetik adalah milik anda supaya tidak ada yang mengejar-ngejar nantinya. Dan jangan lagi menyalahkan saya karna saya sudah mengingatkannya disini. Itu penting Sodara! penting sekali!! Dan tolong dicatat ini baik-baik, agar tidak ada kejar-kejaran diantara kita. :D
Belimbing Wuluh |
Langkah kedua adalah jemur itu buah belimbing wuluh yang sudah dipetik. Jemurnya sih boleh dimana aja. Tapi jangan juga di lapangan bola atau di tengah jalan raya. Untuk anda yang ingin mengambil air dari buahnya ini, lapisi saja dengan plastik atau terpal. Karna dalam proses pengeringan ini, akan keluar air dari buah belimbing wuluhnya. Air ini bisa digunakan untuk ngebuat rujak atau teman makan buah yang asam-asam semacam mangga atau kedondong.
Kalo ibuku yang buat sih, sebelum langkah kedua ini dilakukan, belimbing wuluhnya direbus dulu sebentar hingga nampak seperti layu. Dan kalo mau mengikuti langkah ini, harap diperhatikan! Jangan sampe ngerebusnya tu hingga masak. Jadinya ntar bukan asam sunti, tapi sayur asam sekali :D. Setelah direbus dan nampak layu baru deh ditiriskan dulu sebelum dijemur. Hanya sekedar informasi, air tirisan rebusan ini sangat bermanfaat bagi anda yang mempunyai baju putih namun tak putih lagi. Yupz, air tirisan ini dapat berperan sebagai pemutih baju juga.
Langkah ketiga adalah taburi garam ke belimbing yang telah dijemur tadi. Untuk penjemuran selanjutnya, tidak perlu ditambah garam lagi, kecuali mau rasanya ntar tu asam asin.
Nah, langkah terakhir setelah belimbingnya kering (ditandai dengan sudah berubah warna menjadi cokelat dan teksturnya agak kenyal) adalah menyimpannya di tempat penyimpanan anda dan ini sudah disebut menjadi asam sunti. Asam sunti ini bisa tahan lama lho...
Simpan di Wadah Tertutup |
Untuk mengolahnya, asam sunti dihaluskan dan bisa aja dicampurkan ke aneka masakan. Namun kebanyakannya, asam sunti ini dipadukan dengan udang, kepiting, ataupun ikan teri. Asam sunti yang telah dihaluskan (boleh diulek or pake aja tu blender), campur cabe rawit dan bawang merah sesuai selera. Masak asam yang sudah dihaluskan tadi dengan minyak goreng dan tambahkan udang/kepiting/teri tadi (boleh tambahkan air biar sedikit encer). Untuk menambah selera makan, boleh juga ditambahin cabe ijo yang dipotong setengah jari (panjangnya maksudnya).
Jangan takut tak enak klo anda masih pemula, karna sayapun sudah pernah mencoba memasaknya saat beberapa bulan ‘terdampar’ di Jakarta. Hasilnya? Maknyus euy... :)
Nah, gimana kondisinya klo kita tu anak kos dan ngak pernah punya (??) alat masak? Tenang bos. Asam sunti ini bisa langsung diolah kok. Tinggal ulek suntinya, tambahkan cabe rawit dan bawang merah sesuai selera. Ulek campur terus tu hingga agak halus. Nah, siap dimakan deh tu ma nasi. Dan menurut saya sih, sebenarnya asam sunti ini juga cocok buat orang adventure semacam naek gunung gitu karena ke-praktisannya.
Karena simpel inilah, banyak jamaah haji terutama dari Aceh yang mengikutsertakan asam sunti dalam ibadah hajinya. Order asam sunti pun meningkat menjelang keberangkatan jamaah haji Aceh ke tanah suci. Namun sepertinya belum ada usaha yang memproduksi asam sunti dalam skala bisnis. Asam sunti yang ada masih berupa produk ‘rumahan’ dan terbatas gitu.
Hmm... klo ada Beswan Djarum yang mau buka usaha bisa ni, usaha produksi asam sunti. Kualitas ekspor lho.. :D. Makanan di Indonesia emang unik-unik ya...
0 komentar:
Posting Komentar