Hati-hati Berkendara

motor-copyHai... ketemu lagi nih setelah beberapa masa raib tak ajaib. Maklum, dalam beberapa hari ini lumayan vakum karena bertugas di luar daerah dan kebetulan di saat yang hampir bersamaan, laptopku mengalami kerusakan fatal dalam kurun waktu yang tak begitu lama setelah beberapa minggu sebelumnya juga begitu. Kenapa alasan ngak bisa menulis gara-gara laptop ya? Yupz, setidaknya bagiku dengan laptop lah membuka lebar peluang bagiku untuk ‘mencuri-curi waktu’. Hehe..

Duh, kok dah bicara laptop ya. Okedeh, cukup sekian dulu. Kali ini aku ingin membahas sedikit tentang kehati-hatian kita dalam mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya. Tadinya sih pengen ngebahas tentang penyebab utama timbulnya masalah dalam dunia kendara mengendara (kacau bahasanya neh), tapi karena sesuatu dan lain hal yaudah dibahas mengenai ini dulu deh. Hanya ingin sharing dan saling mengingatkan, kalau dalam berkendara itu kita sebaiknya hati-hati, tidak lalai dengan sesuatu yang tidak perlu dan tak perlu menggebu-gebu begitu terburunya menggeber kendaraan bermotor guna mengejar waktu. Hati-hati, dan penuh pertimbangan mungkin sebuah frase yang cocok untuk diresapi.

Sebelumnya, aku ingin bercerita sedikit pengalamanku semalam. Semalam keadaan Kota Banda Aceh dan sekitarnya sedikit gerimis dan hujan lumayan deras di beberapa lokasi. Hujan yang turun sepertinya adalah hal yang dinanti-nanti hampir semua makhluk karena telah beberapa hari ke belakang kota ini dilanda cuaca panas yang tak terperikan. Jam 9 malam, aku berangkat keluar dari rumah menuju suatu lokasi yang berjarak kurang lebih 15 km. Dibayangi rintik-rintik hujan, rasanya tak menyurutkanku untuk ‘menjemput’ laptop yang telah usai dibedah. Ada-ada saja hal yang terjadi dengan laptopku belakangan ini. Dan yang terakhir yang membuat kesabarannya hilang hingga akhirnya ngambek kayak rendaman cucian bau apek adalah laptopku ini terkena lemparan bom molotol (botol) karena keisengan adikku. Dan dalam sekejap, layarnya blank. Sayup-sayup seperti hendak ditarik nyawanya, perlahan layar monitor akhirnya padam. Duh, kenapa aku bercerita lagi tentang ini ya. Tapi tak apalah, kita lanjutkan lagi ceritanya.

Singkat cerita, akupun beranjak pulang sekitar pukul 22.30 WIB. Keadaan malam masih tak berubah, rintik-rintik hujan masih menghujani lekat-lekat tanah yang telah lama kian pekat. Karena keadaan sudah mulai bergerak larut, aku memacu motorku lumayan kencang namun tak sekencang seperti biasanya. Bila keadaan hujan, sangat jarang motor ini kupacu tinggi laju. Aku mafhum dengan tingkat kelicinan karna gaya gesek aspal dengan ban otomatis semakin berkurang dan pandangan yang sedikit terbatas, resiko bahaya akan menjadi semakin besar.


Di tengah perjalanan (bagi yang tahu Kota Banda Aceh, di Jalan T. Nyak Arief pas di samping pemakaman dekat asrama haji, klo jalan arah simpang mesra-jambo tape), tiba-tiba aku dikejutkan dengan motor yang jatuh tiba-tiba di depanku. Aku tak tahu persis kenapa bisa jatuh. Namun tak ada kendaraan lain di sampingnya, yang ada hanyalah aku yang berjarak beberapa meter saja di belakangnya dan satu motor lain di sebelah kanan agak di depanku. Sebelum jatuh sempat kulihat stangnya tiba-tiba berbelok seperti tak terkendali dan karena dorongan dari ban belakang tak bisa disinergikan dengan ban depan, maka rubuhlah motor itu terseret di jalan. Oleh karena sebab itu, perkiraanku adalah sang pengendara mungkin saja lengah atau ada hal yang mengganggu seperti mengangkat telpon mungkin. Persis beberapa meter saja di depanku, motor itu jatuh, terseret melaju di atas aspal yang disiram hujan. Pengendaranya juga begitu, ikutan terseret di belakang motornya diikuti beberapa bagian motor yang tercampak terlepas dari bodi induknya. Dan dengan reflek sepersekian detik aku mengerem motor hingga bannya ngedrift mencium aspal lebih keras. Jika saja Allah tak memberi kekuatan bagiku untuk dapat membelokkan motor sedikit lagi lebih ke kanan, 95% kemungkinannya teman, aku akan menabrak dan melindas sang pengendara motor yang jatuh tadi, jaraknya hanya beberapa centimeter lagi kukira dengan motorku. Alhamdulillah, dengan reflek lebih walaupun dengan pandangan yang sedikit terbatas karena hujan, aku berhasil mengelak tak menabrak pengendara dan juga motornya. Beberapa meter darinya aku menghentikan motorku. Disertai degup jantung yang mulai meningkat kuantitasnya dan keadaan tubuh yang tiba-tiba bergetar, sambil mengumpulkan kembali bongkahan-bongkahan kesadaran, aku melongok ke belakang ingin memastikan keadaan pengendara tadi. Dan untungnya pengendara tadi cepat bangun karena telah ada mobil berhenti tepat di depannya. Beberapa orang yang ada di sekitarnya segera ikut membantu sang pengendara dan memindahkan motor yang masih berada di tengah jalan. Alhamdulillah sekali lagi dalam hatiku,

Tubuhku makin bergetar saja, namun berusaha kutenangkan dalam beberapa saat. Perlahan aku kembali memacu motor, melanjutkan perjalanan pulang. Dengan kecepatan yang jauh lebih lambat tentunya. Hoho...
Disini kawan, kubagikan sedikit pengalaman yang mungkin tak berguna, sebelum kutulis bagian lain tentang permasalahan di jalan (entah kapan). Hendaknya kehati-hatian itu tetap diperhatikan dalam berkendara. Apalagi keadaan sedang tak seperti biasa, misalkan saja sedang hujan, atau berkabut yang dapat membatasi ‘kemampuan’ kita berkendara seperti biasanya. Jika itu tak diperhatikan, bisa saja merugikan diri sendiri dan orang lain. Karena kecerobohan kita yang tak memperhatikan kehati-hatian, hal itu bisa melibatkan orang lain juga. Seperti motor yang jatuh bisa menimpa atau terkena pengendara lain, dll.
Pokoknya hati-hati aja ya, :).

0 komentar:

Copyright © 2012 Zikra NotesTemplate by :Urangkurai.Powered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.