Tenang... tenang dulu nih. Jangan kesal or heran dulu ngebaca judulnya yang seakan-akan saya tu tau semuanya. Ini ngak sepenuhnya gitu kok. So, Apa maksud nie buat judul gituan? Hehe... begini dia maksudnya, :p
Ada kalanya kita tu ditanya mengenai sesuatu hal oleh seseorang. Bisa itu dari adek kita, abang, temanz, kenalanz, atau dari murid kita. Dan biasanya apapun hal yang ditanyakan itu akan kita jawab dengan segenap dan sepenuh hati, bahkan terkadang sampe semangat 45 plus gitu. Satu kalimat yang ditanya, dan dengan mem ba bi bu kita akan menjelaskan apa yang ditanyakan itu. Walau terkadang apa yang kita jawab itu ngak ada hubungannya, hehe...
Pernah mem’praktek’kan hal yang begituan bukan?
Sangat baik rasanya jika apa yang diutarakan itu adalah jawaban yang tepat. Ataupun menjadi solusi yang jitu terhadap suatu permasalahan. Betapa tidak, jawaban kita tu merupakan pengetahuan yang kita peroleh dan kita miliki. Menjawabnya adalah sharing kepada sesama juga, ada yang mengistilahkan juga dengan transfer of knowledge. Dan manfaatnya adalah banyak orang menjadi tahu. Dan untuk masalah ilmu, hal ini adalah BUKAN merupakan suatu kerugian. Kalo harta dibagi bisa jadi habis, tapi klo ilmu insya Allah malah bakalan bertambah.
Suatu applause buat orang-orang yang bisa menjawab permasalahan-permasalahan dan MAU membantu menyelesaikannya. (prok..prok..prok… tepuk tangan, hehe…)
Sekarang, gimana kalo ada yang Tanya trus jawabannya ngawur ngelantur gitu. Ilmu untuk ngejawab or kapasitas yang ada sebenarnya belum cukup memenuhi ‘standar’ kriteria penjawab. “Pokoknya kalo ada yang Tanya, aku bisa jawab semua. Silahkan Tanya apa saja, ntar aku jawab. Hahaha… “
Nah loe, kenapa kita tu begitu ambisinya untuk menjawab atau berkomentar tentang sesuatu yang ditanyakan kepada kita bila kita tak tahu atau menguasai apa yang ditanyakan? Beranikah kita mengatakan, “Saya tidak tahu” atau “Saya belum paham mengenai hal itu” atau sejenisnya bila ditanyakan sesuatu hal.
Saya teringat ketika suatu saat (entah kapan persisnya) saya mendengar salah satu kisah Da’i kondang Aa Gym mengenai alasannya ‘berani’ berdakwah, padahal saat itu beliau belum punya cukup keberanian untuk melakukan itu. Dan salah satu alasan ‘keberanian’ itu yang membuat saya kagum adalah, BERANI MENGATAKAN SAYA TIDAK/BELUM TAHU ketika ditanyakan mengenai sesuatu hal yang memang belum diketahui/dikuasai. Yupz, Bukan malah ngawur-ngawur ngelantur aja, apalagi ada gengsi lagi gitu ceritanya... hadeu...
Ngak ada salahnya kan, bila emang kita tu belum tahu, bilang aja belum tahu. Or klo dalam kategori pertanyaan, jawabannya ditunda dulu. Dengan sedikit penjelasan-pejelasan yang mengarah kesitu. Aman jadinya... daripada olah bebas ngak jelas. Parahnya lagi, yang ditanyakan tentang gimana cara buat kue, eh yang dijelaskan malah alur proses pembuatan ktp, huuaaaaaaaaa... kacau.
Oleh karena itu, berani kan bilang “Saya Tidak/Belum Tahu?” :)
0 komentar:
Posting Komentar