Argumentasi or Opini ?

shutterstock_51327124Pernah dengar kata-kata argumentasi atau opini sebelumnya kan? Yupz, semasa sekolah setingkat SMP dan SMA di pelajaran Bahasa Indonesia kita sering menjumpainya. Bahkan sampai kuliahpun masih ada (tak terkecuali selain jurusan tsb). Adakalanya kita diminta oleh guru untuk membuat sebuah paragraph argumentasi/opini, atau secara tidak langsung kita sudah mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari saat berdebat dengan kawan, berdiskusi, bertengkar dengan adik/kakak, menulis surat kepada seseorang, de el el deh… namun kali ini saya bukannya ingin membahas hal tersebut. Saya hanya ingin melihat dari arah sisi yang berbeda tentang penggunaannya belakangan ini.

Secara sekilas, argumentasi dan opini bermakna sama. Ke-idem-an keduanya adalah sama-sama menyatakan sebuah pendapat. Namun bagi saya, kedua hal tersebut berbeda, bahkan adakalanya menjadi sangat berbeda.
Hmm… sebelum masuk lebih jauh, saya mencoba membuat beberapa kalimat terlebih dahulu untuk membedakan keduanya.
  1. Menurut Saya, hari ini akan turun hujan.
  2. Melihat cuaca yang semakin mendung, Saya kira hujan akan turun sebentar lagi.
Kalimat pertama, menurut saya adalah sebuah opini. Sebuah opini adalah pendapat yang dikemukakan oleh seseorang. Terserah saja hal apa yang ingin disampaikan tersebut, bisa saja mengenai hal apapun dan kabar tersebut bisa benar atau salah. Dalam beberapa keadaan mungkin, bisa disamakan dengan prediksi. - Saya tidak mempunyai dasar kuat untuk menyatakan hari ini akan hujan, itu hanya semata-mata ‘kata’ saya. Sah-sah saja saya mengeluarkan opini seperti demikian-.

Kalimat kedua, menurut saya adalah sebuah kalimat kecil yang mengandung argumentasi. Kenapa? Karena dalam pendapat yang dikemukakan itu telah mengandung fakta yang memperkuat statement. Faktanya adalah keadaan cuaca yang semakin mendung. Walaupun adakalanya hujan tidak jadi turun, namun ‘opini’ kita bahwa hujan akan turun itu berdasarkan fakta yang konkrit. Dalam bahasa lain yang dimaksudkan argumentasi disini adalah opini berdasarkan fakta.


Nah, dalam kehidupan kita sehari-hari, dalam menyatakan pendapat kita, bagian mana yang sering kita gunakan? ‘argumen’ kah, atau ‘opini’? ada baiknya jika kita lebih banyak menggunakan metode argumentasi. So, apa yang kita kemukakan itu punya dasar, ada bukti yang memperkuat setiap kata-kata kita. Statement yang keluar bukan hanya sebuah dongeng karangan dalam pikiran yang terkadang bahkan lebih mengarah ke statement untuk menjatuhkan orang lain. apabila fakta atau data yang kita gunakan itu belum valid, lebih baik kita sampaikan saja ke forum. Dan publik yang mendapatkan argumen itu akan tahu bahwa pernyataan itu dasarnya masih kurang kuat.

Bisa dibayangkan, apabila yang mengeluarkan ‘argumen’ tadi itu adalah orang yang ahli di bidangnya. Ketika ditanyakan sesuatu permasalahan mengenai bidang yang ia geluti, sudah tentu bakal ada rasa gengsi jika tak bisa menjawabnya. Sebagai contoh misalnya (hanya contoh saja ya, :) ), seorang ahli gempa ditanyakan mengenai dampak patahan darat yang membelah Provinsi Aceh. Kebetulan orang bersangkutan yang ditanya itu mungkin belum begitu memahami atau data-data yang dimiliki belum ia punyai atau belum lengkap. Tapi berhubung statusnya sebagai seorang ‘ahli’, gengsi donk klo ngak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Maka keluarlah argumen-argumen mengenai keadaan patahan gempa yang belum ‘diketahui’nya itu. Apa akibat dari yang disampaikan? Orang-orang tentunya bakal percaya dengan apa yang disampaikan. Namanya saja statement itu keluar dari ahlinya. Parahnya, bila statement yang keluar itu bersifat mengkhawatirkan, bisa dibayangkan kan gimana bakal paniknya masyarakat. Walaupun, apa yang disampaikan itu sebenarnya adalah hanya sebuah ‘opini’ yang tak berdasarkan fakta. Alangkah bijaksananya klo memang tak mempunyai dasar untuk ber argumen, bilang saja bahwa itu ‘opini’, menurut saya.

focus-group-discussion

Argumen, opini. Berapa banyak sebenarnya argumen, opini, atau opini yang berbalut argumen yang bergentayangan di bumi ini. Terkhusus di republik tercinta ini. Silahkan saja ber-opini, toh negara kita ini negara demokrasi (wlo sampe sekarang saya belum mengerti batasan yang jelas dengan maksud demokrasi itu), bisa jadi opini kita itu adalah sebuah ide yang cemerlang yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang sudah usang. Namun, sebaiknya jika itu sebuah opini, ungkapkan dengan cara/sebagai sebuah ‘opini’ sehingga orang tahu bahwa itu adalah opini kita. Bila itu sebuah argumen, sampaikan argumen itu secara jantan, upz.. secara ‘argumen’ maksudnya, sehingga orang mafhum bahwa itu adalah sebuah argumen. Jangan mengeluarkan sebuah ‘opini’ yang berbalut ‘argumen’.

Demikian dulu, sebuah opini mini dari saya. :D

0 komentar:

Copyright © 2012 Zikra NotesTemplate by :Urangkurai.Powered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.