Banyak peng’ibaratan’ dalam menjalani hidup ini. Salah satu ibarat yang ingin saya kemukakan adalah, kita menjalani hidup ini tak ubahnya seperti membawa sepeda motor (yang ngak bawa sepeda motor, pake mobil boleh juga, hehehe...). kita membawa sepmor penuh fokus ke depan, kita mempunyai suatu tujuan dan jalan-jalan yang akan kita lalui, itulah dia cita-cita dan masa-masa yang akan kita lalui. Di tengah perjalanan kita, terkadang ada saja hal-hal yang tak terduga. Bisa jadi itu rintangan jalan seperti paku di tengah jalan, orang yang menyeberang dengan tiba-tiba, atau ada pengendara lain yang membawa sepmor dengan ugal-ugalan. Menghadapi kejadian tersebut, kita harus pandai-pandai dan sigap mengatasinya. Apakah itu mengerem motor, berbelok, atau melakukan akselerasi-akselerasi yang sudah kita kuasai sehingga kita tetap bisa berada di jalur yang benar dan tidak terjatuh.
Dalam kehidupan, tidak selamanya lurus-lurus saja, ada saja hal-hal yang membuat kita harus bertindak sigap agar permasalahan yang ada segera selesai dan tidak berlarut-larut.
Atau terkadang rintangan yang ada betul-betul begitu spontan dan tanpa kita duga sebelumnya. Saat kita mengendarai sepmor, tiba-tiba saja ada razia polisi. Wah, kacau jadinya neh. Udah SIM mati, STNK ngak bawa pula lagi. Waaaaaaaaaaaa.... puyeng kita dibuatnya. Akibatnya, kita harus berhadapan dengan pak Polisi yang terhormat, yang terkadang di suatu waktu diwakili oleh oknum-oknum yang begitu terhormatnya sehingga mau ‘membantu’ kita dengan uang damai. Apa yang kita lakukan? Kita harus membuat keputusan yang sulit tentunya. Bek sampe rugoe (jangan sampe rugi). Hoho....
Tapi seharusnya kita juga mempersiapkan diri. Mengendarai sepmor kita berarti sudah mempunyai izin mengemudi, kita mempunyai bekal yang aman, dalam hal ini saya mengibaratkannya dengan amal. Bila pun ada rintangan yang begitu tak terduganya, godaan-godaan yang tak bisa kita elak. Amal kita bisa menolaknya.
“pak polisi, bapak tidak bisa menilang saya. Saya punya SIM, STNK, spion ada 2, lampu saya hidupkan, pentil ban pun baru saya ganti pak”. Hehehe....
Di lain waktu saat kita membawa sepmor, kita juga perlu melihat kaca spion. Mungkin saja kita telah menyerempet seseorang, atau ada orang yang ingin mendahului kita, or macam-macam lah, yang intinya, kita perlu melihat spion. Itulah sedikit masa lalu yang ada, kita hanya melihatnya sekilas saja, untuk tujuan kedepan. Tidak bisa kita melihatnya terus-menerus dan menjadi larut ke dalamnya. Perjalanan tetap harus dilanjutkan. Walaupun ada saatnya kita berhenti sbentar.
Sebelum sepeda motor kita benar-benar berhenti, maka jalankanlah sesuai rencana dan tetap berada di jalan yang benar. :)
*hanya sebuah coret2an di tengah kesibukan saja, hehehe...
0 komentar:
Posting Komentar