Indonesia adalah salah satu negara negara yang rawan terhadap bencana. Indonesia yang berada dalam zona tektonik dan jalur gunung api aktif menjadi sangat rawan bahaya gempa bumi, letusan gunung api, dan tsunami. Selain itu, Indonesia mempunyai kerentanan yang sangat tinggi terhadap bencana lainnya seperti banjir, longsor, badai, dan angin topan (puting beliung).
Salah satu bukti yang dapat kita lihat sekarang adalah bencana beruntun yang menimpa daerah Wasior di Papua (banjir bandang), Gunung Merapi di Jawa Tengah-Jogyakarta, dan tsunami di Kepulauan Mentawai Sumatera Barat. Beragam argumenpun akhirnya muncul. Ada yang mengatakan negara kita dikutuk, ada yang mengatakan karena alam yang mulai rusak, dan berbagai statement-statement dengan alasan-alasan masing-masing. Yang jelas, korban terus saja berjatuhan.
Kesadaran masyarakat Indonesia akan bencana masih sangat kurang. Setelah kejadian gempa disusul gelombang tsunami dahsyat di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004 lalu baru membuat kita sedikit tersadar. Betapa daerah kita sangat rawan bencana. Namun yang sangat disayangkan adalah kita tidak pernah mau serius belajar melalui kejadian-kejadian yang ada.
Apakah memang perlu banyak korban untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya kepedulian terhadap masalah ini. Sehingga kesiapsiagaan yang ada untuk menghadapi bencana menjadi lebih tinggi. Kesiapsiagaan kita dalam menghadapi bencana dinilai cukup penting dalam mengurangi dampak resiko yang ditimbulkan. Walaupun, tingkat kesiapsiagaan yang tinggi juga tidak dapat menjamin bahwa korban menjadi tidak ada.
Berikut adalah beberapa nilai indeks kesiapsiagaan di berbagai tingkatan yang ada di 3 daerah (Aceh, Padang, dan Bengkulu). Data merupakan hasil kajian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Ukuran penilaian tingkat kesiapsiagaan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tingkat kesiapsiagaan | Total skor index |
Sangat siap | 80 - 100 |
Siap | 65 - 79 |
Hampir Siap | 55 - 64 |
Kurang Siap | 40 - 54 |
Tidak Siap | < 40 |
Ini adalah nilai kesiapsiagaan di kawasan Aceh Besar, dari grafik dapat kita lihat bahwa tingkat kesiapsiagaannya masih belum sepenuhnya siap. Terlebih yang sangat memprihatinkan adalah di tingkat sekolah yang dapat dikategorikan tidak siap.
Ini adalah nilai kesiapsiagaan di Bengkulu, dari grafik dapat kita lihat bahwa tingkat kesiapsiagaannya rata-rata belum siap
Sedangkan yang ini adalah nilai kesiapsiagaan di Kota Padang, dari grafik dapat kita lihat bahwa tingkat kesiapsiagaannya sudah mulai siap. Kajian ini diambil sebelum gempa Padang tahun 2009. Namun kenyataannya masih tetap saja banyak korban.
Dari sekarang mungkin kita harus menjadi lebih peduli, negara kita rawan bencana, untuk itu kita harus menjadi lebih siap. Kessadaran akan pentingnya kesiapsiagaan perlu terus ditumbuhkan. Grafik2 di atas adalah sampel. Bagaiimana kajian kesiapsiagaan di kawasan terpencil yang cenderung terabaikan..?
*bersambung..
0 komentar:
Posting Komentar